Belakangan ini, banyak
sekali beredar iklan-iklan di media yang menjual produk suplemen vitamin
C, yang katanya dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak
mudah sakit. Sebenarnya tubuh kita butuh berapa miligram vitamin C
setiap harinya?
Sebelumnya seperti biasa, ayo kita bahas dulu seluk beluk vitamin yang satu ini :)
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Apabila kita mengkonsumsinya berlebihan, vitamin C akan keluar di tubuh larut dalam urin, vitamin C tidak bisa disimpan dalam tubuh. Sehingga kita butuh konsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup secara terus menerus ( setiap hari)
Vitamin C merupakan antioksidan
yang mencegah timbulnya radikal bebas. Radikal bebas berperan dalam
penuaan, kanker, penyakit jantung, penyakit sendi, dll. Tapi tahukah
anda ternyata jumlah vitamin C yang berlebihan dalam tubuh dalam menjadi pro oksidan
yang akhirnya memicu terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas akan
menyebabkan kerusakn DNA yang malah menyebabkan KANKER. Untungnya tubuh
menpunyai mekanisme protektif, bila kita mengkonsumsi berlebihan, vitamin C akan dibuang lewat urin. Dengan konsekuensi, beban kerja ginjal akan bertambah dan meningkatkan risiko timbulnya batu dalam urine.
Vitamin C sering dikaitkan sebagai pencegahan flu,
Faktanya adalah :
1. Mereka yang makan suplemen atau makanan yang mengandung banyak vitamin C tidak mengurangi risiko terkena flu
2. Tetapi akan mengalami gejala flu dengan durasi yang lebih pendek dan gejala yang lebih ringan
3. Minum vitamin C setelah flu terjadi tidak terlalu memberikan efek yang berarti
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan
1. Sariawan
2. Anemia
3. Penyembuhan luka yang lebih lambat
4. Kulit kasar dan bersisik
4. Pendarahan
5. Berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi
Kelebihan memgkonsumsi
vitamin C (dosis toksik) dapat menyebabkan diare, muntah, gangguan
saluran cerna, penumpukan zat besi dalam tubuh, serta kemungkinan
vitamin C menjadi pro oksidan dan peningkatan risiko batu ginjal
(dibahas di paragraf sebelumnya)
Kekurangan dan kelebihan vitamin C ternyata sama-sama berbahaya, sehingga butuh dosis yang tepat.
Berikut jumlah kebutuhan vitamin C yang ideal dan dianjurkan setiap harinya :
Bayi s/d 6 bulan 40 mg
Bayi 7-12 bulan 50 mg
Anak 1-3 tahun 15 mg
Anak 4-8 tahun 25 mg
Anak 9-13 tahun 45 mg
Remaja Putri 65 mg
Remaja Putra 75 mg
Laki-laki dewasa 90 mg
Wanita dewasa 75 mg
Ibu hamil 85 mg
Ibu menyusui 120 mg
Kebutuhan vitamin C ini meningkat 35 mg pada perokok, mengingat fungsi vitamin C dalam jumlah yang sesuai sebagai anti oksidan
Vitamin C banyak terdapat di buah dan sayur.
contoh sayur dan buah yang mengandung vitamin C :
Paprika merah 1/2 gelas 95 mg
Jus jeruk 3/4 gelas 93 mg
1 buah jeruk sedang 70 mg
Jus anggur 3/4 gelas 70 mg
1 buah kiwi sedang 64 mg
Paprika hijau 1/2 gelas 60 mg
Brokoli rebus 1/2 mangkok 51 mg
Strawberry segar 1/2 mangkok 49 mg
Jus tomat 3/4 gelas 33 mg
1 buah Kentang bakar 17 mg
Bayam 1/2 mangkok 9 mg
Buah yang mudah didapatkan misalnya jeruk, jadi jika anda remaja
putri yang mempunyai kebutuhan vitamin C 75 mg, 1 buah jeruk sudah
memenuhi kebutuhan vitamin C anda. Tapi lebih baik jika mengkonsumsi
buah dan sayur yang bervariasi setiap harinya, karena setiap sayur dan
buah mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang berbeda. Jadi jika
sudah mengkonsumsi buah dan sayur yang cukup (bisa dikalkulasi dengan
data di atas) , TIDAK PERLU MENGKONSUMSI TAMBAHAN SUPLEMEN VITAMIN C.
Konsumsi vitamin C yang toksik bagi tubuh jika mencapai :
400 mg pada usia 1-3 tahun
650 mg pada usia 4-8 tahun
1200 mg pada usia 9-13 tahun
1800 mg pada usia 14-18 tahun
2000 mg pada usia lebih dari 18 tahun
Jadi hati-hati
Konsumsi suplemen vitamin C yang berlebihan malah berbahaya.Suplemen hanya dibutuhkan jika anda tidak punya kesempatan untuk makan buah dan sayur atau kurang dari perhitungan kebutuhan ideal vitamin C anda.
Harga yang mahal tidak menjamin produk tersebut dibutuhkan untuk tubuh anda :)
Reference
1. Buku Biokimia Harper Edisi 28
2. Medline plus
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002404.htm
3. Office of Dietary Supplements, National Institutes of Health
Sumber gambar
topnews.in
Tidak ada komentar:
Posting Komentar