Halaman

Kamis, 26 Desember 2013

Dua Dokter di Dua Negara yang Kali Ini "Berbeda Pendapat"

Cerita dibawah ini benar terjadi dan semoga ada hikmahnya #klasik. hehe

Here We Go :)

Famili saya tidak bisa dipisahkan dengan penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, asam urat, dll. Mungkin ada hubungannya dengan kebiasaan pola makan. Berhubung saya, mahasiswa kedokteran dan satu-satunya yang sedikit mengerti tentang medis di keluarga besar, otomatis saya sering menerima berbagai pertanyaan seputaran medis bahkan dari semester 1, hahaha.  Sekarang saya di semester 5 , masih belajar ilmu yang sangat susah sangat asik tetapi harus bisa untuk jadi dokter, bernama farmakologi. Ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan, efek sampingnya, interaksinya dengan tubuh kita, serta dengan obat lain.

Suatu ketika ada famili saya menceritakan keluhannya secara detail, beliau menderita penyakit gout arthritis    (penyakit nyeri pada sendi karena kadar asam urat yang tinggi) sejak 15 tahun yang lalu, dan 5 tahun belakangan ini didiagnosis menderita hipertensi. Beliau rutin minum allopurinol untuk menurunkan kadar asam uratnya serta lodoz ( beta blocker dan diuretik) yang keduanya direkomendasikan oleh dokter langganannya. Saya tahu sekitar satu bulan yang lalu beliau MRS ( masuk rumah sakit) karena tiba-tiba pusing , pandangan kabur, dan sangat lemas. Ternyata sebelum MRS, penyakit asam uratnya kambuh, mungkin penyakit asam urat ini sebagai faktor pemicu.

Berhubung saya sedang belajar farmakologi ( dan soal ujian biasanya menanyakan tentang interaksi obat, hehehehehe) , saya langsung ingat bahwa obat diuretik (salah satu kandungan lodoz) mempunyai efek samping meningkatkan kadar asam urat darah pasien, tidak  cukup bermakna pada orang normal, tetapi dapat meningkatkan kadar asam urat pada penderita gout.  Saya memberanikan diri untuk mengutarakan hal tersebut kepada beliau, tetapi saya tidak berani menyarankan  (baca : sadar belum berkompeten, hehe) untuk mengganti dengan obat antihipertensi yang lain. 

If you want to know about beta 1 blocker drug :
Kandungan beta 1blocker pada lodoz menurunkan tekanan darah dengan bekerja pada reseptor di jantung, menurunkan kontraktilitas dan denyut jantung, sehingga reseptor memberikan kompensasi dengan meningkatkan pembentukan dirinya.
Akibatnya setelah penggunaan kronis, reseptor tersebut menjadi lebih banyak, sehingga jika dihentikan tiba-tiba, dapat menimbulkan peningkatan denyut jantung, aritmia, gagal jantung, hingga kematian.

Famili saya akhirnya memutuskan untuk check up ke rumah sakit di negeri tetangga. Untungnya hasilnya dalam keadaan baik . Beliau lalu menceritakan baru saja keluar dari RS dan meminta untuk pemeriksaan  lebih lanjut, tapi dokter tersebut mengatakan tidak perlu. Ketika dokter di negeri tetangga itu mengetahui obat antihipertensi yang diminum lodoz (mengandung diuretik) dan jelas-jelas famili saya penderita gout (kakinya masih bengkak pada saat itu) dokter tersebut marah-marah dengan nada emosi "dokter bodo yang memberikan obat ini, pantes saja penyakit asam urat bertambah parah"

Dokter negeri tetangga kemudian mengganti obat antihipertensi yang mengandung diuretik dengan obat golongan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) yang memang sampai saat ini terbukti aman untuk penderita asam urat. 

Famili saya akhirnya pulang ke indonesia dan tiga hari kemudian menelfon saya, beliau bercerita pengalamannya berobat di negeri tetangga tetapi kakinya yang bengkak karena asam urat masih belum sembuh dan beliau mengeluh nadinya sangat cepat ( lebih dari 100 x/ menit saat istirahat) , jantung berdebar-debar serta cepat lelah. Denyut nadi normal 60-100x /menit, idealnya sekitar 70-80x/menit saat beristirahat. 

Lagi-lagi mata kuliahfarmakologi membantu, dari yang beliau ceritakan, hipotesa yang paling cocok , denyut nadi yang sangat cepat timbul karena efek penghentian obat beta blocker (kandungan pada lodoz) mendadak. Dokter di negeri tetangga itu memang benar , obat antihipertensi  ARB baik untuk asam urat, tetapi karena terlalu emosi beliau lupa jika penghentian obat beta blocker harus perlahan-lahan dengan penurunan dosis yang bertahap.

Beliau akhirnya berkonsultasi dengan dokter langganannya di indonesia, dan dokter tsb mengatakan untuk sementara kembali ke lodoz ( obat beta blocker + diuretik) . Kali ini hipotesa saya diterima, denyut nadinya kembali normal seperti sedia kala dan bisa beraktivitas seperti biasa. Tetapi dalam kasus ini tetap harus diupayakan penghentian obat antihipertensi lodoz secara bertahap untuk diganti dengan obat lain yang tidak mempunyai interaksi dengan penyakit gout. 

Untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua tahun saya merasa bersyukur apa yang saya pelajari di bangku kuliah tidak sia-sia dan bisa memberikan manfaat. Yah, farmakologi, mata kuliah susah tapi menarik yang menolong gadis 19 tahun menjadi lebih berguna untuk sesamanya.

What i learn? 
Simple, no body's perfect included a doctor. Sometimes he's just too tired (he is awake when people sleep and still works when people work) and make a small mistake. But he shouldn't judge another doctor with inappropriate word like "stupid" in front of the patient. The awkward thing , he made another mistake then.

So for the patient? 
Doctor will give you medicine to treat your self, but i think you're still the person who know your body the  most, so if you feel unusual or some bad things in your body especially after drinking new drugs , you should contact your doctor immediately or you can find the second opinion from another doctor.


Live better

Sumber Ilmiah :
Buku Farmakolog Katzung Edisi 12
Buku Farmakologi UI Edisi V

Tidak ada komentar:

Posting Komentar