Halaman

Kamis, 26 Desember 2013

Between Boy and Girl, Man and Woman



Nadine beruntung mempunyai sahabat kecil yang luar biasa. Dia cowok yang apa adanya, sangat mengerti nadine, humoris, dan jenius. Cowok itu adalah pradipta. Mereka mulai tahu satu sama lain sejak bangku sekolah dasar. Nadine dan pradipta menjadi lebih cepat akrab karena  sering terpilih mengikuti lomba mewakili sekolahnya. Eitss, tapi jangan dibayangkan mereka selalu bekerja sama akur, mereka lebih sering sebagai saingan, Yep saingan.

 Ternyata hal ini terus berlanjut sampai SMA, kembali di sekolah yang sama. Di SMA, mereka kembali menjadi partner dan tentu saja saingan. Saingan setengah sehat setengah tidak sehat, kadang-kadang si nadine sedikit curang dan jahil , tidak membagi ilmu yang ia dapatkan kepada pradipta, pura-pura tidak tau ketika ditanya, ahhaaha. Dasar, karena sudah sahabatan dari kecil, tentu pekerjaan mudah bagi pradipta untuk tahu bahwa nadine berbohong. Sikap blak-blakan pradipta yang santai dan ringan langsung bilang " Ah kamu pasti gak mau ngasi tau aku" . Nadine yang gak mau ngalah langsung protes , " Aku belum belajar, emang gak tau" . Ahhh bocah ingusan yang suka menang sendiri.

Itu hanya sedikit konflik di antara mereka, sisanya masih sering tertawa, ada saja selalu cerita lucu atau cerita yang dipaksa dibuat jadi lucu, kadang-kadang hanya sekedar gosipping. Enggak cuma cewek yang suka gosip, cowok juga suka. ahhaha. Sebagian orang ternyata memperhatikan kebersamaan mereka ( yang enggak tiap hari juga) . Beberapa lantas memberi komentar " kalian cocok deh, pinter sama pinter" .  Walaupun begitu mereka seolah menampik semua gosip-gosip itu, tetap profesional, jika harus bedua, membatasi sebagai sahabat, sebagai sharing partner dan sebagai saingan, itu saja tidak lebih. Tetapi jangan dibayangkan sikap profesionalisme  sanggup membersihkan gosip-gosip dan impian orang-orang yang kadang-kadang terlalu tinggi. 

Nadine , cewek dengan image cantik dan pintar, sempat berkali-kali didekati oleh cowok-cowok, kadang sebagai angin lalu saja, kadang lumayan bertahan lama, tetapi tetap saja tidak pernah sampai pacaran, terlalu takut untuk mempunyai status dan ketika serius ada saja halangan yang menghalangi.

Pradipta , saking populernya juga didekati cewek-cewek yang kebanyakan adik kelas yang kagum dengan kejeniusan dan kesupelannya dalam bergaul. Seharusnya jika sedikit saja memberi respons, mungkin mantannya sudah puluhan ( hahahahaha) . Tetapi anehnya dia terlalu kukuh pendirian untuk menolak semuanya, membatasi dalam friendzone, entah apa yang ada dalam benaknya, mungkin ingin fokus pada studi? ahh rasanya tidak, terlalu klasik.

Di akhir SMA, ada lomba bertim, akhirnya mereka harus bekerja sama sebagai tim, yep benar-benar saling membantu, tidak ada lagi pura-pura tidak tau ya nadine . "Akhirnya aku gak harus bohong terus" ,kata nadine dalam hatinya. Satu tim terdiri dari empat orang. Penyisihan babak pertama berhasil dilewati, ini mah harus banget buat mereka, terlebih bayar pendaftaran udah bela-belain pake uang sendiri. Untuk babak selanjutnya dilaksanakan di jakarta. Empat kurcaci itu mengurus kepergian mereka, penginapan selama di jakarta hingga seluk beluk lomba itu . Sepanjang perjalanan kedua rekan lainnya sudah tidur , nadine dan pradipta berbicara ringan, hingga sampai pada suatu topik, 

P : Lo Emangnya kamu suka cowok yang kaya gimana?
N : Yang baik , setia, gak macem-macem deh, gak ngerokok, gak minum-minum ahhaha
P : Ganteng enggak? 
N : Tampang urusan belakangan , jawab nadine cekikikan
P : Boong ah, muna itu
N : Yeee beneran kok, kalo kamu?
P : Ada deh, entar kalau aku bilang kamu GR

Padahal Nadine sudah setengah mati penasaran dari tadi tentang kriteria idaman pradipta. Yahhh.

N : ihhh gak asik aku kan tadi udah bilang
P : Siapa suruh mau bilang duluan :p
N : Eh kamu sama si citri gimana? udah jadi belum? 

Akhir-akhir ini pradipta didekati seorang cewek popular di sekolah yang modis, jago ngedance, dan katanya sih sudah sering gonta-ganti pacar. Tidak seperi cewek-cewek sebelumnya yang harus mengelus dada dengan dinginnya balasan sms pradipta, pradipta memberi respons yang hangat. Sebagai sahabat, Nadine memang selalu jadi orang yang pingin tau pertama.

P : mmm enggak kok, kayaknya gak bisa
N : Knapa emangnya? dia kan cantik, baik, populer, kurang apa coba?

Kali ini mungkin ungkapan Nadine sedikit berlebihan, maksudnya dia memancing dengan lebih anggun.

P: Entahlah, belum siap
N : Ooo
P : bentar lagi mau lulus, nyari kampus dulu
N : bener banget, kali ini untuk pertama kalinya aku setuju deh sama kamu
P : dasarr bawel
N : Sesuai kata guru kita, jangan sampai cinta menghalangi cinta cinta ( menirukan cepat tanpa jeda tanpa spasi) 
P: pelan-pelan napa ngomongnya, yep jangan sampai cinta menghalangi cita-cita
Hening.....terdiam bisu
Tertidur

5 bulan kemudian

Ketika seleksi SNMPTN undangan , pradipta diterima di universitas pilihannya, sayangnya nadine tidak, bahkan pilihan keduapun tidak. 
"Sante pasti ada hikmahnya, entar kamu pasti dapet yang lebih baik dari aku" ujar pradipta berusaha menghibur nadine
" Mmmm iya doain ya"  jawab nadine datar seperti orang yang sudah kehilangan semangat


Akhirnya mereka sama-sama mendapatkan jurusan dan universitas idamannya, yang kali ini berati mereka harus berpisah. Perpisahan kecil-kecilan yang penuh makna, kini aku harus memulai jalan ku sendiri. Tidak ada air mata, tidak ada haru, perpisahan yang membahagiakan untuk meraih cita-cita di jalan yang tidak lagi sama. 

 Jarak bukan halangan untuk berkomunikasi, terlebih di jaman yang serba maju ini, sekedar sapaan di social media ataupun chatting panjang tidak berujung yang semestinya bisa disingkat dalam 3-4 kali chat efektif, wkwkwk. Kali ini mereka lebih bebas, sudah bukan saingan lagi, tidak perlu gengsi untuk kalah dari yang satunya, karena memang sudah tidak ada yang perlu dibandingkan. Alhasil , hubungan pershabatan semakin positif , saling mendukung, dan humor-humor yang mengistirahatkan pikiran sejenak dari rutinitas perkuliahan. 


1 Mei 2013, 00.01.35
One message received
From : Pradipta
Happy birthday nadine, semoga makin cantik, sukses terus, termasuk sukses dietnya hahahaa

From : Nadine
thank you ta, kamu yang pertama loh!!!! ehhh sial tunggu pas reuni aku langsing deh

00.26.25
From : Ina
Happy birthday anak kesayangan, wish you all the best. Kangen kamu hehe. Eh aku minggu ini mau ke tempatmu, kos-an mu dimana? pulsa terakir

To : Ina
Wahhh thank you miss bawel. jl merak 26 yogjakarta

5 Mei 2013

Nadine sadar dia baru saja dibohongi, ternyata ina tidak benar-benar akan mengunjunginya, itu hanya akal-akalannya untuk membantu pradipta mendapatkan alamat nadine. Ada paket yang datang untuk nadine, ternyata kado dari pradipta, kado terindah yang nadine dapatkan di ulang tahunnya yang ke 19. Lukisannya menggunakan kemeja hijau dan rok hitam dengan detail ala nadine, terlihat jelas si mpunya tahu betul kebiasaan nadine. Siapa lagi kalau bukan dia.

Cepat-cepat nadine mengambil smart phonenya,

N : Thank you, bagus bangettt.....kamu yg gambar? 
P : Menurutmu? sama2 nadine, mudah-mudahan bisa ngisi cerahnya hari-harimu, maaf ya setelah kita lama sahabatan aku baru bisa ngasi  kamu hadiah sekarang
N : Kayaknya bukan kamu deh....Ahh sante lah, aku lo juga gak pernah ngasi kamu hadiah. Btw udah aku pajang lo di kamarku

Lukisan itu dipajang Nadine  di depan rak biru kesayangannya, di lukisan itu berisi tulisan “ Happy 19 th Birthday Nadine” . Nadine tersenyum kecil, lukisan ini akan selalu memotivasiku untuk tetap semangat menjalani hari-hariku, apapun yang terjadi.

P : Ahhh kamu kapan sih pernah percaya sama aku :p . Gak berubah dari dulu :p . Makasi ya nadine
N : Makasi buat? 
P : Makasi kamu udah mau majang lukisannya :) 


LIBURAN TIBA

Hari yang ditunggu-tunngubtiba, liburan, dan waktunya untuk berjumpa sahabat lama di bazzar SMA, sekaligus nostalgia. Nadine sampai harus bela-belain dateng ke bazzar dua kali, satu kali untuk temen sekelas satu lagi untuk sahabat-sahabat yang entah kenapa bisa ketemu, deket, dan nyambung. Kebetulan dan jodoh sepertinya juga berlaku di persahabatan , ehhehee . Dua tahun sudah berlalu , impian tinggi si pemimpi ternyata belum pudar juga.. Sampai-sampai harus rela buat ngebajak ngirim salam dari pradipta buat nadine, alay banget kan. Pemimpi sepertinya tidak pernah kenal lelah.
Rasa kangen terbalaskan, tawa, canda, ada yang ke GR-an, makanan yang datengnya lama banget gak kerasa karena keasikan ketawa ketiwi.

Tiba-tiba
Temannya dkatnya pradipta, camoy , yang juga teman nadine datang menghampiri nadine dari belakang, sontak mengejutkan Nadine yang sedang asik menikmati mie bakso pesanannya.

"Kayaknya ada yang baru dapet sesuatu nih" ujarnya dengan nada santai tanpa maksud menyelidik
Nadine yang stengah kaget, hanya menjawab " hah?apaan? ". Nadine memutar-mutar isi otaknya, duit apa? , perasaan akhir-akhir ini gak ada pemasukan

"Ahhh pura-pura banget sih, itu loh kadoo dari pradipta" , goda camoy 
Kali ini nadine baru ngerti apa maksudnya, gini nih yang bikin speechless alias mati kutu " Mmm iya bagus kadonya"  , berusaha menjawab sedatar mungkin, berharap si camoy sialan cepet- cepet pergi

"Kamu gak ada rasa sama dia? Kayaknya kok dia bener-bener niat banget buatnya, tumben aku liat dia seserius itu"
" Jangan-jangan kamu yang buatin ya? Ngawur ah, kita lo udah sahabatan dari jaman jadul"
Jujur Nadine kaget dengan pernyataan camoy, dia tidak membayangkan bagaimana ekspresinya mukanya, pasti super aneh .

"Ah masa, sedikit aja masa gak ada ? " ujar camoy tidak kenal lelah berusaha memancing, sayang sepertinya sia-sia, ikan yang dipancing bukannya jauh tapi tidak ada.
Pradipta yang duduk gak jauh langsung spontan menarik si camoy, "ngmongin apaan sih? , sini-sini ke depan yuk?" ujarnya sedikit salting sedikit memaksa camoy untuk menjauh dari nadine sekaligus mengakhiri penyelidikan camoy. 

====

Waktu itu relatif, tidak ada yang absolut, begitulah kurang lebih kata ilmuwan fisika, Albert Einstein. Liburan yang sudah dua bulan telah usai, ahhhh sudah saatnya balik ke perantauan, ke dunia yang agak berbeda. Nadine mengumpulkan semangat untuk berangkat, yepp ini sudah pilihannya , "Selamat tinggal kota kelahiran, sampai jumpa enam bulan lagi" 

Dua bulan kemudian

Sesuatu yang mengejutkan terjadi. Pradipta jadian dengan adik kelasnya. Wah surprise sekali, memang sudah ada cerita sekilas sebelumnya pradipta deket dengan cewek , tapi nadine tidak menyangka secepat ini. “Kenapa pradipta gak pernah cerita ke aku ya?” piker Nadine , cepat-cepat dihapus pikiran itu, memangnya aku pikir aku siapa.
Senang , tentu saja, akhirnya shabatnya yang kini sudah 20 tahun menjomblo mendapatkan pasangan juga, yang berarti sekarang tinggal Nadine yang belum.


Nadine mengambil smart phone nya, diketiknya pra, dan langsung muncul Pradipta Iskandar, klik.
N : Wah yang jadian gak bilang-bilang. Slamet kakak
P : Makasi ya adik

Nadine berusaha mengorek informasi, sekedar memenuhi rasa ingin tahunya, sahabatnya jadian  yang menurutnya sangat cepat.

N : udah dari kapan? gada kabarnya langsung jadian
P: memang cpet kok, abisnya dia nya yang mau cepet-cepet
N : wkwkwkwk, long last ya

Nadine dekat dengan teman satu kampusnya , yang juga sejurusan. Dia pinter, jago futsal, supel juga, tapi mungkin kali ini nadine harus jujur kalau dia belum bisa membuat nadine senyaman dan se blak-blakan seperti dirinya dengan pradipta, tapi layak untuk dicoba, lagian di baik. Nadine berusaha sekuat tenaga untuk berusaha menerima dia, tapi sayangnya hubungan itu harus kandas, karena suatu problem yang krusial yang tidak mungkin lagi untuk dipertahankan, dia masih ada rasa sama mantannya, atau mungkin dia terlalu jujur dan apa adanya?  Jleb.

Chatting as usual, panjang lebar tanpa inti atau ide utama, haha. Sampai pada pembicaraan :

P : ehhh gampang ntar diseleksi dulu, emangnya mau dicariin yang kaya apa? 
N : yang setia aja, maklum abis trauma kakak
P : hah knapa? Cerita dong
N : jgn bilang-bilang ya tapi
P: janji deh

Sebenarnya berat bagi Nadine , jika dia bercerita dia akan membuka ingatannya kembali, sejujurnya malas untuk mengingat-ngingat kejadian itu, sakit.

N : nadine cerita panjang lebar tentang cowok yang dekat dengannya dan berakhir tidak mengenakkan.
P : sabar ya, cowok memang rata-rata gitu
N : iya adik emang gak cantik kaya mantannya
P: ihh siapa bilang? adik tuh cantik , cantik luar dalem, dia aja tuh yg gak tau.

Tentu saja Nadine tersenyum membacanya, di tengah keterpurukannya , ternyata sahabat masa kecilnya memberi kata-kata sedeharna yang sangat melegakan. Setidaknya sahabat kecilnya itu menyadarkannya bahwa dia layak untuk mendapatkan cowok yang benar-benar menyayanginya, hanya mungkin masalah waktu saja, bukan sekarang.

N : Makasi ya kakak :) *emot kedip, makasi udah dengerin juga, maaf memberikan energi negatif
P : sante ajaaa kale, kayak sama siapa aja. Kaya gini kan enak, saling cerita-cerita masalah pribadi, rugi udah sahabatan hampir 15 tahun kalau enggak saling percaya
N : hahahahhaha iyaya, gak rasa udah 15 tahun ternyata, kamu juga dong cerita-cerita masa aku doang yang cerita :p

Nadine tersentak, 15 tahun bukan waktu yang singkat, bahkan melebihi setengah hidupnya.

Dear God, 
Terima kasih tuhan telah memberikanku sahabat yang luar biasa, kakak terbaik, penghibur lara terhebat. Terima kasih telah mendengarkan doaku untuk mengirimkannya pendamping hidup yang cantik,yang pantas untuknya. I'm happy for him


Dear diary,

Ternyata akhir persahabatan semanis di film refrain  itu jarang terjadi. Sebagian berakhir sia-sia, cinta yang tidak pernah terbalas, beberapa terlambat untuk menyadari dan dibiarkan terlambat karena terlalu takut untuk merusak persahabatan , dan yang terakhir rasa cinta memang tidak pernah ada walaupun sudah belasan tahun berteman


Aku tidak butuh cerita yang berakhir sangat sempurna, mempunyai sahabat seperti dia sudah lebih dari cukup. Lagian , dulu aku memang tidak pernah tau perasaanku kepadanya, tapi sekarang aku tau, dia sahabatku, sudah itu saja.



Dear Future,

Cepat atau lambat aku juga akan punya pasangan, tapi bolehkan aku mohon ijinkan kami tetap bersahabat?


Sumber gambar:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar