Nadine beruntung mempunyai sahabat
kecil yang luar biasa. Dia cowok yang apa adanya, sangat mengerti nadine,
humoris, dan jenius. Cowok itu adalah pradipta. Mereka mulai tahu satu sama lain
sejak bangku sekolah dasar. Nadine dan pradipta menjadi lebih cepat akrab
karena sering terpilih mengikuti lomba mewakili
sekolahnya. Eitss, tapi jangan dibayangkan mereka selalu bekerja sama akur,
mereka lebih sering sebagai saingan, Yep saingan.

Ternyata hal ini terus berlanjut
sampai SMA, kembali di sekolah yang sama. Di SMA, mereka kembali menjadi
partner dan tentu saja saingan. Saingan setengah sehat setengah tidak sehat,
kadang-kadang si nadine sedikit curang dan jahil , tidak membagi ilmu yang ia
dapatkan kepada pradipta, pura-pura tidak tau ketika ditanya, ahhaaha. Dasar,
karena sudah sahabatan dari kecil, tentu pekerjaan mudah bagi pradipta untuk
tahu bahwa nadine berbohong. Sikap blak-blakan pradipta yang santai dan ringan
langsung bilang " Ah kamu pasti gak mau ngasi tau aku" . Nadine yang
gak mau ngalah langsung protes , " Aku belum belajar, emang gak tau"
. Ahhh bocah ingusan yang suka menang sendiri.
Itu hanya sedikit konflik di antara
mereka, sisanya masih sering tertawa, ada saja selalu cerita lucu atau cerita
yang dipaksa dibuat jadi lucu, kadang-kadang hanya sekedar gosipping. Enggak
cuma cewek yang suka gosip, cowok juga suka. ahhaha. Sebagian orang ternyata
memperhatikan kebersamaan mereka ( yang enggak tiap hari juga) . Beberapa
lantas memberi komentar " kalian cocok deh, pinter sama pinter" .
Walaupun begitu mereka seolah menampik semua gosip-gosip itu, tetap
profesional, jika harus bedua, membatasi sebagai sahabat, sebagai sharing
partner dan sebagai saingan, itu saja tidak lebih. Tetapi jangan dibayangkan
sikap profesionalisme sanggup membersihkan gosip-gosip dan impian
orang-orang yang kadang-kadang terlalu tinggi.
Nadine , cewek dengan image cantik
dan pintar, sempat berkali-kali didekati oleh cowok-cowok, kadang sebagai angin
lalu saja, kadang lumayan bertahan lama, tetapi tetap saja tidak pernah sampai
pacaran, terlalu takut untuk mempunyai status dan ketika serius ada saja halangan
yang menghalangi.
Pradipta , saking populernya juga
didekati cewek-cewek yang kebanyakan adik kelas yang kagum dengan kejeniusan
dan kesupelannya dalam bergaul. Seharusnya jika sedikit saja memberi respons,
mungkin mantannya sudah puluhan ( hahahahaha) . Tetapi anehnya dia terlalu
kukuh pendirian untuk menolak semuanya, membatasi dalam friendzone, entah apa
yang ada dalam benaknya, mungkin ingin fokus pada studi? ahh rasanya tidak,
terlalu klasik.
Di akhir SMA, ada lomba bertim,
akhirnya mereka harus bekerja sama sebagai tim, yep benar-benar saling
membantu, tidak ada lagi pura-pura tidak tau ya nadine . "Akhirnya aku gak
harus bohong terus" ,kata nadine dalam hatinya. Satu tim terdiri dari
empat orang. Penyisihan babak pertama berhasil dilewati, ini mah harus banget
buat mereka, terlebih bayar pendaftaran udah bela-belain pake uang sendiri.
Untuk babak selanjutnya dilaksanakan di jakarta. Empat kurcaci itu mengurus
kepergian mereka, penginapan selama di jakarta hingga seluk beluk lomba itu .
Sepanjang perjalanan kedua rekan lainnya sudah tidur , nadine dan pradipta
berbicara ringan, hingga sampai pada suatu topik,
P : Lo Emangnya kamu suka cowok yang
kaya gimana?
N : Yang baik , setia, gak
macem-macem deh, gak ngerokok, gak minum-minum ahhaha
P : Ganteng enggak?
N : Tampang urusan belakangan ,
jawab nadine cekikikan
P : Boong ah, muna itu
N : Yeee beneran kok, kalo kamu?
P : Ada deh, entar kalau aku bilang
kamu GR
Padahal Nadine sudah setengah mati
penasaran dari tadi tentang kriteria idaman pradipta. Yahhh.
N : ihhh gak asik aku kan tadi udah
bilang
P : Siapa suruh mau bilang duluan :p
N : Eh kamu sama si citri gimana?
udah jadi belum?
Akhir-akhir ini pradipta didekati
seorang cewek popular di sekolah yang modis, jago ngedance, dan katanya sih
sudah sering gonta-ganti pacar. Tidak seperi cewek-cewek sebelumnya yang harus
mengelus dada dengan dinginnya balasan sms pradipta, pradipta memberi respons
yang hangat. Sebagai sahabat, Nadine memang selalu jadi orang yang pingin tau
pertama.
P : mmm enggak kok, kayaknya gak
bisa
N : Knapa emangnya? dia kan cantik,
baik, populer, kurang apa coba?
Kali ini mungkin ungkapan Nadine
sedikit berlebihan, maksudnya dia memancing dengan lebih anggun.
P: Entahlah, belum siap
N : Ooo
P : bentar lagi mau lulus, nyari kampus
dulu
N : bener banget, kali ini untuk
pertama kalinya aku setuju deh sama kamu
P : dasarr bawel
N : Sesuai kata guru kita, jangan
sampai cinta menghalangi cinta cinta ( menirukan cepat tanpa jeda tanpa
spasi)
P: pelan-pelan napa ngomongnya, yep
jangan sampai cinta menghalangi cita-cita
Hening.....terdiam bisu
Tertidur
5 bulan kemudian
Ketika seleksi SNMPTN undangan ,
pradipta diterima di universitas pilihannya, sayangnya nadine tidak, bahkan
pilihan keduapun tidak.
"Sante pasti ada hikmahnya, entar
kamu pasti dapet yang lebih baik dari aku" ujar pradipta berusaha
menghibur nadine
" Mmmm iya doain ya"
jawab nadine datar seperti orang yang sudah kehilangan semangat
Akhirnya mereka sama-sama
mendapatkan jurusan dan universitas idamannya, yang kali ini berati mereka
harus berpisah. Perpisahan kecil-kecilan yang penuh makna, kini aku harus
memulai jalan ku sendiri. Tidak ada air mata, tidak ada haru, perpisahan yang
membahagiakan untuk meraih cita-cita di jalan yang tidak lagi sama.
Jarak bukan halangan untuk
berkomunikasi, terlebih di jaman yang serba maju ini, sekedar sapaan di social
media ataupun chatting panjang tidak berujung yang semestinya bisa disingkat
dalam 3-4 kali chat efektif, wkwkwk. Kali ini mereka lebih bebas, sudah bukan
saingan lagi, tidak perlu gengsi untuk kalah dari yang satunya, karena memang
sudah tidak ada yang perlu dibandingkan. Alhasil , hubungan pershabatan semakin
positif , saling mendukung, dan humor-humor yang mengistirahatkan pikiran
sejenak dari rutinitas perkuliahan.
1 Mei 2013, 00.01.35
One message received
From : Pradipta
Happy birthday nadine, semoga makin
cantik, sukses terus, termasuk sukses dietnya hahahaa
From : Nadine
thank you ta, kamu yang pertama
loh!!!! ehhh sial tunggu pas reuni aku langsing deh
00.26.25
From : Ina
Happy birthday anak kesayangan, wish
you all the best. Kangen kamu hehe. Eh aku minggu ini mau ke tempatmu, kos-an
mu dimana? pulsa terakir
To : Ina
Wahhh thank you miss bawel. jl merak
26 yogjakarta
5 Mei 2013
Nadine sadar dia baru saja
dibohongi, ternyata ina tidak benar-benar akan mengunjunginya, itu hanya
akal-akalannya untuk membantu pradipta mendapatkan alamat nadine. Ada
paket yang datang untuk nadine, ternyata kado dari pradipta, kado terindah yang
nadine dapatkan di ulang tahunnya yang ke 19. Lukisannya menggunakan kemeja
hijau dan rok hitam dengan detail ala nadine, terlihat jelas si mpunya tahu
betul kebiasaan nadine. Siapa lagi kalau bukan dia.
Cepat-cepat nadine mengambil smart
phonenya,
N : Thank you, bagus
bangettt.....kamu yg gambar?
P : Menurutmu? sama2 nadine,
mudah-mudahan bisa ngisi cerahnya hari-harimu, maaf ya setelah kita lama
sahabatan aku baru bisa ngasi kamu hadiah sekarang
N : Kayaknya bukan kamu deh....Ahh
sante lah, aku lo juga gak pernah ngasi kamu hadiah. Btw udah aku pajang lo di
kamarku
Lukisan itu dipajang Nadine di depan rak biru kesayangannya, di lukisan
itu berisi tulisan “ Happy 19 th Birthday Nadine” . Nadine tersenyum kecil,
lukisan ini akan selalu memotivasiku untuk tetap semangat menjalani
hari-hariku, apapun yang terjadi.
P : Ahhh kamu kapan sih pernah
percaya sama aku :p . Gak berubah dari dulu :p . Makasi ya nadine
N : Makasi buat?
P : Makasi kamu udah mau majang
lukisannya :)
LIBURAN TIBA
Hari yang ditunggu-tunngubtiba,
liburan, dan waktunya untuk berjumpa sahabat lama di bazzar SMA, sekaligus
nostalgia. Nadine sampai harus bela-belain dateng ke bazzar dua kali, satu kali
untuk temen sekelas satu lagi untuk sahabat-sahabat yang entah kenapa bisa
ketemu, deket, dan nyambung. Kebetulan dan jodoh sepertinya juga berlaku di
persahabatan , ehhehee . Dua tahun sudah berlalu , impian tinggi si
pemimpi ternyata belum pudar juga.. Sampai-sampai harus rela buat ngebajak
ngirim salam dari pradipta buat nadine, alay banget kan. Pemimpi sepertinya
tidak pernah kenal lelah.
Rasa kangen terbalaskan, tawa,
canda, ada yang ke GR-an, makanan yang datengnya lama banget gak kerasa karena
keasikan ketawa ketiwi.
Tiba-tiba
Temannya dkatnya pradipta, camoy ,
yang juga teman nadine datang menghampiri nadine dari belakang, sontak
mengejutkan Nadine yang sedang asik menikmati mie bakso pesanannya.
"Kayaknya ada yang baru dapet
sesuatu nih" ujarnya dengan nada santai tanpa maksud menyelidik
Nadine yang stengah kaget, hanya
menjawab " hah?apaan? ". Nadine memutar-mutar isi otaknya, duit apa?
, perasaan akhir-akhir ini gak ada pemasukan
"Ahhh pura-pura banget sih, itu
loh kadoo dari pradipta" , goda camoy
Kali ini nadine baru ngerti apa
maksudnya, gini nih yang bikin speechless alias mati kutu " Mmm iya bagus
kadonya" , berusaha menjawab sedatar mungkin, berharap si camoy
sialan cepet- cepet pergi
"Kamu gak ada rasa sama dia?
Kayaknya kok dia bener-bener niat banget buatnya, tumben aku liat dia seserius
itu"
" Jangan-jangan kamu yang
buatin ya? Ngawur ah, kita lo udah sahabatan dari jaman jadul"
Jujur Nadine kaget dengan pernyataan
camoy, dia tidak membayangkan bagaimana ekspresinya mukanya, pasti super aneh .
"Ah masa, sedikit aja masa gak
ada ? " ujar camoy tidak kenal lelah berusaha memancing, sayang sepertinya sia-sia, ikan yang
dipancing bukannya jauh tapi tidak ada.
Pradipta yang duduk gak jauh
langsung spontan menarik si camoy, "ngmongin apaan sih? , sini-sini ke
depan yuk?" ujarnya sedikit salting sedikit memaksa camoy untuk menjauh
dari nadine sekaligus mengakhiri penyelidikan camoy.
====
Waktu itu relatif, tidak ada yang
absolut, begitulah kurang lebih kata ilmuwan fisika, Albert Einstein. Liburan
yang sudah dua bulan telah usai, ahhhh sudah saatnya balik ke perantauan, ke
dunia yang agak berbeda. Nadine mengumpulkan semangat untuk berangkat, yepp ini
sudah pilihannya , "Selamat tinggal kota kelahiran, sampai jumpa enam
bulan lagi"
Dua bulan kemudian
Sesuatu yang mengejutkan terjadi. Pradipta
jadian dengan adik kelasnya. Wah surprise sekali, memang sudah ada cerita
sekilas sebelumnya pradipta deket dengan cewek , tapi nadine tidak menyangka
secepat ini. “Kenapa pradipta gak pernah cerita ke aku ya?” piker Nadine ,
cepat-cepat dihapus pikiran itu, memangnya aku pikir aku siapa.
Senang , tentu saja, akhirnya
shabatnya yang kini sudah 20 tahun menjomblo mendapatkan pasangan juga, yang
berarti sekarang tinggal Nadine yang belum.
Nadine mengambil smart phone nya,
diketiknya pra, dan langsung muncul Pradipta Iskandar, klik.
N : Wah yang jadian gak
bilang-bilang. Slamet kakak
P : Makasi ya adik
Nadine berusaha mengorek informasi,
sekedar memenuhi rasa ingin tahunya, sahabatnya jadian yang menurutnya sangat cepat.
N : udah dari kapan? gada kabarnya
langsung jadian
P: memang cpet kok, abisnya dia nya
yang mau cepet-cepet
N : wkwkwkwk, long last ya
Nadine dekat dengan teman satu
kampusnya , yang juga sejurusan. Dia pinter, jago futsal, supel juga, tapi
mungkin kali ini nadine harus jujur kalau dia belum bisa membuat nadine
senyaman dan se blak-blakan seperti dirinya dengan pradipta, tapi layak untuk
dicoba, lagian di baik. Nadine berusaha sekuat tenaga untuk berusaha menerima
dia, tapi sayangnya hubungan itu harus kandas, karena suatu problem yang
krusial yang tidak mungkin lagi untuk dipertahankan, dia masih ada rasa sama
mantannya, atau mungkin dia terlalu jujur dan apa adanya? Jleb.
Chatting as usual, panjang lebar
tanpa inti atau ide utama, haha. Sampai pada pembicaraan :
P : ehhh gampang ntar diseleksi dulu,
emangnya mau dicariin yang kaya apa?
N : yang setia aja, maklum abis
trauma kakak
P : hah knapa? Cerita dong
N : jgn bilang-bilang ya tapi
P: janji deh
Sebenarnya berat bagi Nadine , jika
dia bercerita dia akan membuka ingatannya kembali, sejujurnya malas untuk
mengingat-ngingat kejadian itu, sakit.
N : nadine cerita panjang lebar
tentang cowok yang dekat dengannya dan berakhir tidak mengenakkan.
P : sabar ya, cowok memang rata-rata
gitu
N : iya adik emang gak cantik kaya
mantannya
P: ihh siapa bilang? adik tuh cantik
, cantik luar dalem, dia aja tuh yg gak tau.
Tentu saja Nadine tersenyum
membacanya, di tengah keterpurukannya , ternyata sahabat masa kecilnya memberi
kata-kata sedeharna yang sangat melegakan. Setidaknya sahabat kecilnya itu
menyadarkannya bahwa dia layak untuk mendapatkan cowok yang benar-benar
menyayanginya, hanya mungkin masalah waktu saja, bukan sekarang.
N : Makasi ya kakak :) *emot kedip,
makasi udah dengerin juga, maaf memberikan energi negatif
P : sante ajaaa kale, kayak sama
siapa aja. Kaya gini kan enak, saling cerita-cerita masalah pribadi, rugi udah
sahabatan hampir 15 tahun kalau enggak saling percaya
N : hahahahhaha iyaya, gak rasa udah
15 tahun ternyata, kamu juga dong cerita-cerita masa aku doang yang cerita :p
Nadine tersentak, 15 tahun bukan
waktu yang singkat, bahkan melebihi setengah hidupnya.
Dear
God,
Terima
kasih tuhan telah memberikanku sahabat yang luar biasa, kakak terbaik,
penghibur lara terhebat. Terima kasih telah mendengarkan doaku untuk
mengirimkannya pendamping hidup yang cantik,yang pantas untuknya. I'm happy for him
Dear
diary,
Ternyata
akhir persahabatan semanis di film refrain itu jarang terjadi. Sebagian
berakhir sia-sia, cinta yang tidak pernah terbalas, beberapa terlambat untuk
menyadari dan dibiarkan terlambat karena terlalu takut untuk merusak
persahabatan , dan yang terakhir rasa cinta memang tidak pernah ada walaupun
sudah belasan tahun berteman
Aku
tidak butuh cerita yang berakhir sangat sempurna, mempunyai sahabat seperti
dia sudah lebih dari cukup. Lagian , dulu aku memang tidak pernah tau perasaanku
kepadanya, tapi sekarang aku tau, dia sahabatku, sudah itu saja.
Dear
Future,
Cepat
atau lambat aku juga akan punya pasangan, tapi bolehkan aku mohon ijinkan kami tetap
bersahabat?
Sumber gambar: