Halaman

Sabtu, 18 Januari 2014

Cara Mencegah Alergi

Kata alergi tentu sudah tidak asing lagi, prevalensinya kini terus meningkat dan menjadi momok bagi penderitanya. Walaupun tidak mematikan dan tidak progresif, alergi cenderung berlangsung seumur hidup, menghabiskan biaya yang tidak sedikit, dan sering kali bersifat sangat mengganggu. Di tulisan ini akan dibahas seluk beluk alergi, mulai dari definisinya, faktor risiko alergi, terapi, hingga pencegahannya. So check it out :)


Apa itu Alergi? 

Alergi adalah hipersensitivitas imun tubuh, dimana kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi diri kita dari penyakit malah menjadi sangat reaktif sehingga bahan yang seharusnya tidak berbahaya dianggap berbahaya. Gejala alergi seperti gatal-gatal setelah makan makanan tertentu ( seperti seafood, susu, coklat) , alergi debu, rhinitis, hingga asma.

Hipersensitivitas sendiri sebenarnya terbagi menjadi 4 subtipe, tetapi di tulisan ini hanya membahas hipersensitivitas tipe I yang sering terjadi dan berkaitan dengan ig ( immunoglobulin) E.



Apa beda Alergi dengan Penyakit Autoimun? 

Jika anda  pernah mendengar lupus, lupus ialah contoh penyakit autoimun, kekebalan tubuh yang menyerang diri sendiri sehingga menyebabkan kerusakan berbagai organ. Sekilas, kedengarannya mirip dengan alergi, tapi prosesnya berbeda.

Alergi melibatkan sel T helper 2 sedangkan proses autoimun melibatkan sel T helper 1.

Apakah alergi diturunkan? 

Tidak diturunkan secara pasti dan jelas seperti penyakit buta warna, kelainan darah, dll, tetapi orang tua yang mempunyai alergi memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki anak yang alergi jika lingkungan mendukung. ( Di bagian akhir tulisan ini akan dibahas cara memanipulasi lingkungan untuk menurunkan risiko penurunan alergi dari orang tua ke anak

Apakah alergi bisa disembuhkan? 

Walapun alergi sudah dikenal sejak lama, tetapi sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan alergi dan mencegah kekambuhannya 100% . Penelitian masih terus berlanjut dan mengarah ke biomolekuler untuk menemukan obat yang bekerja spesifik dan tidak menyebabkan efek samping pada organ lain.

Apa saja terapi untuk alergi? 

Terapi desentisasi , terapi yang populer karena tidak hanya mengobati gejala alergi tetapi juga.  membuat kekebalan tubuh menjadi tidak terlalu reaktif terhadap alergen ( bahan penyebab alergi) . Desentisasi dilakukan dengan memberikan alergen dalam jumlah yang sangat sedikit secara terus-menerus sampai imun kita menjadi tidak reaktif lagi terhadap bahan tersebut. 

Desentisasi ini adalah prosedur yang berbahaya, jadi tidak bisa dicoba-coba sendiri, pelaksanaanya butuh hospitalisasi ( rawat inap) . Waktu yang dibutuhkan bervariasi, dari yang hanya beberapa jam saja hingga beberapa minggu.

Terapi lain adalah injeksi immunoterapi, penyuntikan dilakukan secara berkala, biasanya tidak membutuhkan hospitalisasi tetapi membutuhkan waktu total yang jauh lebih lama dari pada desentisasi.

Obat-obat seperti kortikosteroid ( prednisone, methylprednisolone), anti histamin , obat stabilsasi sel mast, anti leukotrien, maupun obat-obat simptomatik ( seperti dekongestan)  dapat digunakan dengan resep dokter dalam dosis dan lama tertentu. Obat-obatan ini tidak menyembuhkan alergi tetapi hanya mengurangi progresivitas dan gejala alergi. 

Apakah penggunaan kortikosteroid menguntungkan? 
Dari banyak obat yang tersedia, obat golongan kortikosteroid masih menjadi primadona, termasuk di negara maju, karena potensinya yang lebih tinggi, selain menghambat proliferasi sel imun juga mampu mencegah kerusakan jaringan. Tetapi selain kelebihannya itu, kortikosteroid mendapat banyak perhatian karena efek sampingnya yang bisa terjadi hampir di semua organ.

Efek samping kortikosteroid :
1. Menurunkan Respon Imun
2. Hipertensi dan peningkatan lipid darah
3. Tukak lambung
4. Osteoporosis
5. Katarak
6 . Moon face, lemak terkumpul di wajah dan perut dengan kaki tangan yang kurus.

Untuk meminimalisasi efek samping, dosis dan lama penggunaan kortikosteroid harus benar-benar diperhatikan, sehingga lebih baik dengan resep dokter. Penghentian kortikosteroid juga harus berhati-hati, karena pemberian kortikosteroid dari luar akan mensupresi (menekan) produksi kortisol alami di tubuh. Penghentian yang mendadak setelah pengguanan jangka lama membuat tubuh tidak siap memproduksi kortisol dalam jumlah cukup sehingga tubuh menjadi "kekurangan kortisol", efek samping yang paling bahaya adalah timbulnya hipoglikemia ( penurunan glukosa darah yang drastis) yang dapat mengancam nyawa. 

Apakah penurunan alergi dari orang tua ke anak bisa dicegah? 

Berbagai penelitian telah membuktikan banyak yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko ini. Alergi butuh faktor genetik dan faktor lingkungan secara bersamaan untuk bisa bermanifestasi. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk memanipulasi faktor lingkungan:

1. Melahirkan secara normal
Mengapa? 
Saat persalinan normal, bayi akan melewati bakteri komensal pada liang lahir ibu. Bayi ini akan memproduksi igA yang lebih tinggi dan igE yang relatif lebih rendah. Alergi diperantai oleh IgE.

2. Memberikan ASI Eksklusif 
ASI ekslusif artinya hanya memberikan ASI tanpa makanan tambahan apapun termasuk susu formula.  ASI mengandung berbagai sitokin yang dapat meningkatkan sel  T regulator . Sel T regulator berfungsi menyeimbangkan sel T helper 1 ataupun sel T helper 2 yang terlalu dominan sehingga pemberian ASI eksklusif bermanfaat ganda, mencegah alergi dan penyakit autoimun

3. Tidak memberikan makanan terlalu dini tambahan dini kepada bayi
Makanan tambahan bisa diberikan setelah bayi berusia 4-6 bulan. Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini kepada bayi meningkatkan kejadian infeksi, kuman dan bakteri bisa membuat mukosa usus menjadi tidak intak lagi.

4. Konsumsi prebiotik pada anak>1 tahun dan saat kehamilan

5. Asupan makanan yang seimbang serta paparan sinar matahari yang cukup selama kehamilan


Sekian tentang seluk beluk alergi, semoga bermanfaat :) 

Sumber
Kuliah Patofisiologi Alergi Fakultas Kedokteran UNAIR
Buku Farmakologi Katzung
Buku Farmakologi Goodman and Gilman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar