Prolog
16 April 2014
Diketikknya kalimat terakhir dengan cepat, "....................... Happy Birthday to you, Michael Cygulis" dan klik send. Puluhan ribu kilometer terasa begitu dekat dengan kemajuan teknologi sekarang. Senyum gadis itu mengembang setelah selesai mengirim ucapan sebanyak 5 halaman itu.
Bab 1
Beraban Bali, 4 Desember 2012
Dinginnya angin mulai menusuk-nusuk kulit di balik jaket tipisnya, tanda hari sudah menjelang larut. Tidak terasa sudah hampir 3 jam sejak sunset tadi, gadis itu mengetik di laptopnya seolah tidak peduli dengan gulungan ombak yang mendekat hampir membasahinya dan menjauhinya lagi. Gadis itu bernama Ni Putu Dian, putu adalah nama depan untuk anak pertama di bali dan dian adalah nama yang sebenarnya. Sesuai kata orang, penulis itu punya siklus hidup yang agak tidak biasa, mencari inspirasi dan menulis dengan cara yang tidak sama setiap penulis. Bagi dian, keindahan alam adalah tempat yang sempurna untuk menyelesaikan karyanya, pantai masih menjadi tempat favouritenya. Ia sedang menyelesaikan bab terakhir novel pertamanya yang akan ia kirimkan ke penerbit nasional.
" Hey, kau sedang sibuk ?" , suara laki-laki itu mengagetkannya
" Oh tidaak tidak" sahutnya cepat
Laki-laki itu bertubuh jangkung dengan kaca mata, dan sepertinya dia bukan penduduk lokal. Terlihat jelas rambutnya yang pirang dan bola matanya yang biru. Tetapi bahasa indonesianya kedengaran sangat fasih.
" Maaf jika aku menganggumu, aku michael, bisa dipanggil mike"
" oh tidak apa-apa mike, kau bisa panggil aku dian, kau sedang apa malam-malam disini?"
" Aku hanya tidak ingin melewatkan keindahan pantai di malam terakhirku. Besok aku harus pulang"
"Oooo, kau dari mana?"
" Aku sekarang tinggal di inggris, ayahku dari inggris, sedangkan ibuku berasal dari bali"
"Pantas saja kau sangat fasih berbahasa indonesia"
" Iya aku tinggal disini hingga umur 5 tahun"
" Hari sudah makin malam, aku harus pulang, senang bertemu denganmu" Sembari berdiri dari posisi duduknya
" Oke, senang bertemu denganmu"
Mike
Sudah 1 jam lebih ia duduk agak jauh di belakang gadis itu sambil memperhatikannya diam-diam. Gadis itu sangat menarik, berambut panjang hitam sepinggang dengan bola mata yang besar dan bunga merah di telinganya. Ia ingin sekali mengajaknya ngobrol, tetapi gadis itu tampak sibuk mengetik di laptopnya. Malam ini adalah malam terakhirnya di bali, mungkin dia tidak akan pernah melihat gadis itu lagi. Akhirnya mike memberanikan diri untuk menyapanya. Dia bernama dian, tampak sebagai gadis yang baik-baik.
Kepergiannya kali ini terasa lebih berat dari kepergiannya yang terberat sebelumnya, 15 tahun silam, saat keluarga kecilnya memutuskan untuk tinggal di inggris. Waktu itu, ada kumpul keluarga besar untuk melepas kepergian mereka, dan beberapa orang di antaranya menangis. Mike kecil masih tidak paham apa arti tangisan itu. Tapi ia melihat ibunya menangis, ia tahu ibunya sedih, tetapi ia masih belum cukup umur untuk mengerti. Gadis itu telah menghipnotisnya.
BAB 2
Dian
Dian sudah mengirimkan karya pertamanya, dan kini adalah saatnya untuk menunggu jawaban dalam waktu yang tidak pasti. Ini adalah pengalamannya yang pertama, yang ia tahu , pihak penerbit hanya akan mengabarkan pada karya yang diterima. Ia melepas lelah dengan berkumpul di kedai kopi dengan sahabatnya, nita, dan rima. Mereka bertiga bersahabat sejak SD, waktu yang lebih dari cukup untuk saling mengenal.
" Mbak, pesen 2 es cappucino yang satu tanpa gula, satu kopi susu hangat , susunya sedikit aja" , ujar nita terhadap pelayannya. Ia tampak sudah sangat hafal dengan menu rutin sahabatnya itu
" Oke ditunggu sebentar ya"
Handphone dian bergetar, ada email baru yang masuk, dari michael cygulis.
" Hey dian apa kabar?" Bagaimana tulisanmu?"
Ohh jadi namany michael cygulis, ungkapnya dalam hati.
" Halo juga mike, kabarku baik, kamu sendiri? Kok kamu tau aku sedang menulis? Haha
Beberapa detik kemudian, rupanya mike memang sedang online
" Lumayan, sekarang aku lagi liburan musim dingin, sambil menyiapkan ujianku setelah kembali kuliah nanti. Kamu masih sekolah atau kuliah? Hanya feeling saja, tapi benar kan?"
" Aku kuliah, sekarang masih tingkat 1, jurusan sastra, kamu mengambil apa? Kau pasti memperhatikanku menulis? Hahaha, feeling orang tidak mungkin sekuat itu.
" Oh i see, anak sastra, pantas saja. Sastra indonesia? Aku mengambil medical degree, yang sampai sekarang aku masih belum tau alasannya. Kau blak-blakan sekali rupanya. Ya kalau sudah ketahuan duluan. Btw kau sedang menulis apa? Kapan-kapan aku ingin membacanya jika boleh. Ohya aku punya foto ini buatmu, maaf jika aku mengambil diam-diam
Kedua sahabatnya memperhatikan dian, "dian dian...." Dian tampak terlalu asik dengan blackberry nya, diulangi lagi, "diann...."
" sorry, aku tadi sedangg......
" sedang bbm dengan pacar baru, dan kau tidak cerita dengan kita" sahut rima, gaya bicaranya memang ceplas ceplos
" tidak, dia hanya teman" ujar dian
" teman dulu baru pacar" nita menggodai dian
"Tidak mungkin, dia hanya teman, lagian dia juga jauh, dari inggris"
"Ohhhh" sahut nita dan rima bersamaan
Mereka hampir selalu menjadi pengunjung terakhir di kedai kopi ini. Bagi mereka bertiga : waktu berkumpul selalu tidak pernah cukup.
Setelah pulang dari kedai kopi itu, dian membuka kembali email dari mike, entah kenapa dia merasa penasaran dengan foto yang dikirim yang belum sempat ia buka tadi. Foto itu adalah foto dirinya yang sedang menulis, sesekali melamun menghadap ke laut dan menulis lagi, 10 foto dengan fose yang berbeda-beda. Ia lalu membalas email itu
Bab 3
Mike
Hari ini adalah H-3 natal, orang-orang dirumahnya, ayah, ibu, dan kedua adiknya sedang sibuk mempersiapkan hari natal, membuat kue , coklat, membungkus hadiah-hadiah dan menghias pohon natal. Mike membantu ayahnya memasang lampu-lampu natal sambil berkali-kali mengecek laptopnya, sayang email yang diharapkan masih belum ada. Ibu mike sangat pandai membuat kue, banyak tamu yang sudah mengakui kehebatan ibu mike. Walaupun ibu mike tidak terbiasa dengan tradisi natal sejak lahir, tapi ibunya bisa beradaptasi dengan cepat.
" Mom....mengapa mom mau meninggalkan bali?" Tanya mike kepada ibunya yang sedang asik mengaduk adonan kue
"Kenapa kamu tiba-tiba bertanya begitu?"
" tidak, aku hanya ingin tahu saja"
" Sebenarnya itu merupakan pilihan yang berat untuk mom dan keluarga mom. Awalnya keluarga mom sempat menolak, tapi ayahmu bisa meyakinkan mereka"
"Ohhh, mom tidak kangen suasana bali? "
" Sejujurnya iya, tapi mom bahagia disini, bersyukur memilih ayahmu "
Mike kembali mengecek laptopnya, dari putu dian,
"Bukan, aku mengambil sastra inggris. Waktu kecil , aku bermimpi menjadi penulis novel, penulis favouriteku adalah JK rowling. Walau sekarang aku sadar, mimpi itu mustahil. Kemarin aku menyelesaikan novel pertamaku, aku sudah mengirimnya penerbit, mudah-mudahan saja diterima, diterima atau tidaknya sangat mempengaruhi hidupku, ini adalah percobaan pertamaku :) . Kamu mengirim fotoku sangat banyak, dugaanku benar, kau memperhatikan aku waktu itu :p. Wow, medical, kamu pasti sangat pintar, kau sudah tahun keberapa sekarang? "
Ia tersenyum sendiri membaca balasan itu.
"Kenapa mustahil? Semuanya mungkin jika kamu berjuang untuk itu, dan aku yakin kau pasti bisa. Semoga diterima, aku bedoa untukmu. Selamat menunggu dian, aku tau betul bagaimana rasanya. Aku hanya iseng mengambil gambar laut, tapi kau menutupi indahnya pemandangan laut malam waktu itu, :p. Tidak, hanya kebetulan, dan motivasiku dulu hanya satu : aku ingin menyembuhkan kakekku. Tapi aku tahu, sekarang sudah tidak mungkin lagi, beliau meninggal beberapa bulan yang lalu. Aku sekarang sudah tahun ketiga, tapi masih butuh waktu lebih lama lagi. Btw kamu belum tidur? Di bali sudah pukul 10 malam."
Dian
Dian masih asik mengamati foto-foto dirinya. "Dia ahli juga dalam mengambil foto, dokter jago fotografi", gumamnya dalam hati.
Cepat sekali mike membalas email, dian membalasnya kembali
"Tapi aku tidak sehebat yang kamu kira, hehe. Kenapa kau tampaknya sangat yakin?Yahh, bagiku bisa menulis saja sudah cukup membuatku senang. Kau pernah menunggu apa saja? Menunggu jawaban ajakan kencan dari cewek yang kamu taksir ? Alasanmu seperti membohongi anak TK saja. Kau mengambil pemandangan laut tetapi sangat fokus padaku :p . Oh, i'm sorry to hear that, beliau pasti bangga melihatmu sekarang, dan nanti menyembuhkan orang-orang dengan penyakit seperti kakekmu. Beliau dulu sakit apa? Rumahmu pasti sudah penuh dengan hiasan natal ya, aku ingin sekali merasakan langsung atmosfer natal. Iya sekarang aku akan pergi tidur, disana masih jam 2 siang bukan? "
Belum sampai satu menit, handphone dian kembali bergetar, dan benar saja dari mike, dian tidak habis pikir , mike selalu online, ia selalu membalas dengan sangat cepat.
"Aku kan peramal ulung, buktinya aku tau kau sedang menulis waktu kau di pantai. Kau gadis paling sok tau yang pernah aku temui. Aku tidak mengajak kencan, aku selalu diajak kencan lebih dulu. Itu karena amatir, sehingga jadi salah fokus. Yahh semoga, aku harap bisa membuatnya bangga. Beliau menderita parkinson, kau tau parkinson? Semacam penyakit yang menyebabkan tremor terus menerus. Sekarang aku sedang terlibat research dengan beberapa dosenku tentang penelitian parkinson. Yaa, semua orang sedang sibuk di rumahku. Berarti kita terbalik? Aku malah ingin sekali merasakan atmosfer hari raya di bali, ibuku sering bercerita tentang upacara-upacara itu, apa kau juga merayakannya? Selamat tidur, emailku tidak usah dibalas sekarang, tapi balas besok ya saat kamu bangun tidur. Have a bad dream Dian. Btw aku juga akan tidur, tapi tidur siang , hehe"
Dian merasa laki-laki ini sangat unik sekaligus lucu dan aneh, tetapi jika boleh jujur, baru pertama kali dia selalu tertawa setiap membaca email dari cowok. Tapi yaa begitulah.
Bab 4
Esoknya dia bangun lebih awal, berharap di london masih belum terlalu larut.
Dia lalu membalas email itu,
" itu bukan peramal tapi stalker, dan beda 180 derajat. Kosakatamu parah sekali, kebanyakan membaca buku tebal sampai tidak tahu beda peramal dan stalker. Kau pasti playboy berganti-ganti kekasih, tapi ya rata-rata cowok memang begitu X_X . Kalau kamu amatir, fotonya pasti blur, sudahlah kamu bukan pembohong yang hebat. Ya aku tau, aku pernah membaca novel sastra dimana salah satu tokohnya parkinson, wajah penderitanya juga jadi kaku dan tanpa ekspresi? Sangat kasihan sekali. Semoga research mu berhasil. Iya aku beragama hindu dan merayakan tradisi-tradisi itu, kadang aku merasa sarana untuk sembahyang sangat ribet, kita harus membuatnya H-2 minggu dan setelah upacara, sarana itu akan dibuang , tapi aku bersyukur lahir di bali dan aku menikmatinya. Apa kau sudah tidur? "
Sayangnya musim dingin, matahari tenggelam lebih cepat, dan mike sudah tertidur. Satu jam, dua jam, tiga jam, akhirnya dian mneyerah, dia mulai bersiap-siap ke kampus. Jarak dari rumahnya ke kampus relatif dekat, hanya 5 menit dengan sepeda motor, tapi ia masih saja menyandang predikat paling sering telat . Dan hari ini, sama seperti biasanya, dia telat (lagi) . Sepanjang kuliah dian hampir tidak bisa konsentrasi, dia mengecek handphonenya hampir setiap menit, padahal handphonenya akan bergetar jika ada email baru yang masuk. Kuliah hari ini membahas tentang unsur-unsur yang harus ada dalam pembuatan puisi, terlalu teoritis begitu menurut dian, kebosanannya semakin menambah rasa gundahnya menunggu email dari mike, yang entah kapan akan dibalas.
"Baik demikian kuliah hari ini" , kata-kata ini selalu terdengar lebih keras dan menarik.
"Tugas hari ini membuat puisi dengan tema cinta jarak jauh, dan jika kalian ingin mendapat nilai A/AB, karya kalian harus dimuat di majalah/koran nasional" ujar dosen itu cepat dan santai seolah untuk dimuat di majalah/koran nasional adalah hal yang mudah.
Dian berbisik dalam hati, "cinta jarak jauh? "
Handphonenya bergetar,
From : mike
Sorry aku sudah tidur waktu kau mengirimkan emailnya. Kau pasti menunggu-nunggu kan? ( Dasar mike kepedean, ujarnya dalam hati) . Level sok taumu selalu meningkat dari hari ke hari. Aku masih single dari bayi sampai sekarang, aku kan pemilih. Just kidding anyway. Tidak tahu kenapa, dari dulu aku selalu bermimpi punya kekasih seperti ibuku, mata hitam yang besar, rambut panjang, sangat menawan. Aku mendadak tidak amatir ketika objeknya seseorang yang menghalangi pemandangan. Yes, that's right, ternyata gadis sepertimu punya pengetahuan yang luas juga. Iyaa, aku harap begitu, ini salah satu ambisi terbesarku memilih medical course. Ibuku banyak bercerita tentang itu semua, tapi itulah yang aku lihat menarik dari kebudayaan bali. Anyway, apa kamu punya skype?
Mereka berjanji untuk melakukan video call di hari natal. Dian sibuk memilih dress tercantik yang dia punya, menyiapakan make up seadanya, hanya untuk terlihat menarik di mata mike. Ia bolak balik berganti dress, mencoba mix and match blouse dan rok, sampai dia menemukan dress etnik yang sudah lama tidak terpakai bewarna corak sunset dengan detail kayu sebagai kerahnya.
25 December 2014
Connected
Wajah mike muncul dengan kemeja putih, rambutnya yang agak keriting dibiarkan sedikit acak-acakan, semakin menambah ketampanannya.
"Hey Dian, you looks so beautiful"
"*Blushed cheeks* Merry christmast to you and your family, how is the snow outside?"
"I feel alitlle bit dissapointed , you asked me the snow first before ......"
*Both are laughfing*
"I want to see the natal athomsphere, would you go around your home and brinb your laptop with you?
"Suree"
Mike menjelaskan banyak pernak-pernik dan adat istiadat natal disana
"Do you believe on magic? I want to be there to touch the snow directly"
"Or do you miss me? "
"No, i don't"
"How if i miss you? "
"Wkwkkw why? "
"Because i love you"
Bab 5
Hari demi hari hubungan keduanya semakin intens. Keduanya seperti sama-sama tidak menyangka bisa bertahan sejauh ini. Puluhan ribu km, background yang berbeda, dan kehidupan yang bertolak belakang tidak membuat mereka kehabisan topik, justru membuat mereka semakin dekat satu sama lain. Dan siapa sangka ternyata ternyata melihat langit biru yang sama.
Three months later
1 Maret 2014
From Mike
" Good Morning My Sunshine"
"Hey, i miss you anyway, you should go to bed earlier, i'm worry about bag under your eyes. Just reply my mail after you wake up in the morning. Good nite "
Handphone nya bergetar lagi. "Mike mike, masih aja bales"
Tapi ternyata bukan, sebuah sms. Di jaman sekarang, inbox sms biasanya didominasi dari Operator dan Jaringan komunikasi di kampus. Tapi ternyata bukan, itu bukan nomor yang tidak dikenalnya.
"Maaf, novel yang anda kirim belum layak diterbitkan. Terima kasih"
Hampir saja handphone yang dipegang dian terlepas dari tangannya, air mata menetes pelajan dari mata indahnya, dian tidak bisa mengelak, ini merupakan pukulan yang berat. Novel yang sudah dibuat sejak dua tahun yang lalu , impian yang sudah tertata rapi, pupus sudah cukup hanya dengan 10 kata. Ibu dian yang melihat putrinya menangis dengan muka kusut menghampirinya, "kenapa dian?"
Dian menjawab dengan terbata-terbata, "Novel dian belum layak bu"
"Siapa yang bilang begitu?"
"Penerbitnya Bu, dian baru saja di sms. Novel dian memang jelek bu, dian belum pantas untuk jadi penulis. Maafkan dian Bu".
"Tidak dian, novelmu bagus, mungkin hanya tidak pas dengan yang mereka mau. Penulis hebat itu ditolak berkali-kali dian, tidak ada yang langsung instan diterima, langsung jadi best seller. Mereka mengalami perjuangan yang berliku, sama dengan yang kamu alami sekarang"
"Iya Bu" dian berusaha terlihat tersenyum
"Gitu dong, anak ibu satu-satunya"
Bagi dian, sore itu tampak kelabu. Cuacanya sebenarnya cerah dengan matahari sunset . Suara ombak yang menghantam batu karang menambah keindahan pantai. Tapi sayang dian masih terlarut dalam kesedihannya. Ia berlari ke pantai, memilih menyepi sendiri. Kenangan itu muncul, Dia tiba-tiba ingat momen singkat beberapa bulan lalu, dia kangen, kangen mike.
Diambilnya handphone dari saku celananya,
"Mike....kau sudah bangun? Aku lagi di pantai, duduk di tempat yang sama dulu waktu kau memata-matai ku dari belakang. Tapi sayang suasana hatiku berbeda jauh sekarang. Aku gagal mike. Novelku ditolak"
From Mike:
Maaf aku baru membalas emailmu, tadi aku bangun kesiangan dan harus cepat-cepat pergi ke kampus, maklum aku tidak sepertimu si ratu telat. Aku ikut sedih mendengarnya, tapi apa kau tidak mau mengirimnya ke penerbit lain? Aku yakin itu novel yang bagus
Oh tidak apa-apa. Apa kau sedang lecture, maaf menganggumu. Kenapa kau yakin? Kau bahkan belum pernah membacanya?
From Mike
Karena aku tau kau mengerjakannya dengan hati. Mungkin jika kau tidak keberatan , kau bisa mengirimkannya padaku. Cheer up baby, you look more beautiful when you smile
Dian memutuskan pulang untuk segera mengirim karyanya kepada mike. Rumahnya hanya berjarak 5 menit dari pantai dengan berjalan kaki. Sebenarnya ia bisa saja melihat keindahan pantai dari lantai dua di rumahnya, tapi tetap saja tidak ada yang bisa mengalahkan kaki yang bersentuhan langsung dengan butiran pasir, hidung yang mencium aroma asin khas air laut, telinga yang mendengar jelas desiran ombak, dan seluruh badan yang merasakan sepoi-sepoi angin laut di sore hari.
Perjalanan pulang melewati sawah-sawah yang masih dibajak dengan cara tradisional, beberapa sudah ada yang menguning. Dari kejauhan terlihat orang-orangan sawah yang diperuntukkan untuk mengusir burung-burung.
Sesampainya di rumah, dian mengambil laptop kesayangannya, dan mengirimkan karya novelnya ke mike.
To : Mike
Here it is. Don't read it in the middle of lecture. Have a nice day there.
From : Mike
Sure, i'll read it later. Don't forget to have dinner. Take caree
Bab 6
Mike
Setelah lecture usai, mike masih harus mengerjakan penelitiannya, padahal ia sudah tidak sabar untuk membaca novel yang dikirim dian.Penelitiannya menggunakan 6 kelompok mencit yang diinduksi oleh zat kimia tertentu sehingga menjadi model mencit parkinson. Kali ini adalah waktunya untuk menginjeksi zat yang diharapkan bisa menjadi terapi parkinson dengan golongan dosis yang berbeda. Dan tentu saja membutuhkan waktu yang lama, menunda hasratnya untuk segera pulang.
Profesor Goerge datang 10 menit kemudian, sudah membawa zat yang akan disuntikkan. Mike dengan sigap mengambil dan memasukkan zat tersebut kedalam spite-spite infrared yang mampu menyuntikkan di area yang telah disetting sebelumnya. Sangat praktis dan akurat dibandingkan dengan metode konvensional.
Setelah selesai, mike segera berjalan, sedikit berlari tergesa-gesa menujui stasiun, sampai-sampai menabrak beberapa orang. "Kereta datang tiga menit lagi, siapkan tiket elektronik anda", pengumuman itu diumumkan melalui pengumuman suara otomatis. Perjalanan ke staisun di kotanya kira-kira ditempuh dalam 15 menit. Terasa lebih lama dari biasanya. Kakinya tidak bisa berdiri diam, terus menerus bergerak-gerak.
"Kereta akan segera tiba, penumpang yang akan turun silahkan bersiap-siap. Periksa barang bawaan anda sebelum meninggalkan kereta"
Ia segera turun dari kereta dan segera berlari ke rumahnya. Segera menuju kamarnya di loteng dan mulai membaca novel dari Dian. Novel dengan tebal 415 halaman hanya berjudul satu kata "Undersea".
To : Dian
I'm reading you novel right now. Undersea :)
Novel itu merupakan novel fantasi, genre yang cukup jarang dipilih oleh penulis muda wanita. Tapi itulah dian, gadis yang mempunyai imajinasi yang luar biasa, pemikiran yang out of the box dan berbeda dari orang-orang kebanyakan.
Mike mencermati covernya, tertulis di bawah nama penulisnya Ni Putu Dian . Ini adalah ketiga kalinya di hidupnya ia membaca novel setelah harry potter dan chicken soup (yang ini juga seminovel) . Ia mulai membuka halaman pertama, dan mulai tenggelam dengan alur ceritanya. Mike membaca kata per kata, kemampuannya membaca cepat sebagai medical student ditinggalkannya, dia menikmati setiap kata dan seruan di novel itu. Satu jam, dua jam, tiga jam, dan 7 jam , mike menutup halaman terakhir dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11.30.
Di bali sudah pukul 7.30 pagi, dian pasti sudah bangun, pikirnya.
To: Dian
To be honest, i don't like reading novel. But yours change my mind, menurutku sangat luar biasa, kau menyusunnya dengan sangat apik, seolah aku ikut berperang dj dalamnya. Kau sudah bangun? Segera kirim ke penerbit lain, novelmu sangat potensial. Miss you xoxo
Dian
Dian bangun lebih siang dari biasanya, tidak ada lecture hari ini. Ia mengambil handphonenya, dan ada email dari Michael Cyguris
Email dari mike ibarat moodbooster di setiap paginya, selalu ada alasan untuk tersenyum dan menjalani hari dengan suasana hati yang ceria. Mike seperti sudah mengetahui dirinya, sangat mengerti dan terasa begitu dekat. To be closed is good, but feeling closed is enough, bisik dian dalam hati.
To : Mike
Aku tau kau suka melebih-lebihkan. But thank youu . Kau tidur larut sekali. Aku baru saja bangun. Oke my boss, i'll make a try again. Miss you too as always
Dian memutuskan untuk segera mengirim ke penerbit buku yang lain. Ia megirim naskahnya via email dan dia menelphone penerbit buku itu untuk memastikan mereka sudah menerima emailnya. Dan kembali dia harus menunggu.
Bab 7
Mike
To : Dian
Halo dian, aku baru saja bangun tidur, jam kita lucu sekali ya. Aku 100% jujur , kau selalu negative thinking denganku :p . Novelmu membuatku lupa waktu. Have you tried for? By the way aku akan ke bali liburan musim panas nanti. Ibuku juga ikut, ia ingin sekali berkenalan denganmu. Kau tahu? Kau mirip dengannya dalam banyak hal. Apa kau ada acara pertengahan juli nanti?
Beberapa menit kemudian
From : dian
Bukan lucu tapi berbanding terbalik dear, but i like it. Aku sudah mengirimnya ke penerbit lain sewaktu kamu tidur. Ohya? Aku tidak sabar ingin segera bertemu dengan ibu dari laki-laki terpede sedunia. Sayangnya aku lagi free, jadi aku harus menemanimu. Berapa hari?
Waiting for the person that we love always felt very long. Finally, the Day is Coming.
Dian sendiri menjemput Mike dan Ibunya dari airport. Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 . Flight mereka dijadwalkan tiba pukul 20.00 . Dian berkali-kali bolak balik melihat layar kedatangan pesawat. Akhirnya tampak sosok mike yang tampak semakin tinggi dengan baju kaos dan kaca mata hitam. Di sampingnya berjalan perempuan paruh baya, dengan kemeja hitam dan rok putih. "Itu pasti tante mira".
Dian berjalan mendekati mereka
"Hey Dian" , mike sedikit berteriak , mike berlari reflek memeluk dian yang masih mematung
" Hai, bagaimana flightmu? "
"Menyenangkan sekali , karena akan menemuimu, oya ini ibuku"
"Dian, tante", menjabat tangan ibu mike
"Halo dian, maaf lo merepotkan jemput jauh-jauh kesini"
"Oh tidak apa-apa tante, mari tante barangnya saya bantu"
Mike dan ibunya akan tinggal di rumah ibu Mike di desa yang bersebelahan dengan desa dian.
"Sudah berapa tahun tinggal di london, tante?" Dian basa-basi mulai membuka pembicaraan
"Sudah hampir 20 tahun dian, sudah lama ya? "
"Oooh, sering pulang ke bali tante?
"Tiap tahun biasanya tante pulang, cuma mike memang jarang ikut. Ini tumben-tumbennya dia ikut ke bali, ternyata ada udang di balik batu"
"Jangan buka rahasia dong mom", ujar mike cepat
"Kalian sudah berala lama ya? "
"Baru tante, belum ada setahun" , sahut dian malu-malu
" Dulu tante sama papanya mike kenal 6 bulan langsung married"
"Ohh, cepat ya tante, kenal dimana tante?"
"Dulu tante jadi waitress di hotel, terus papanya mike kebetulang menginap disana"
"Ohhh"
==
"Terima kasi ya gek dian sudah diantarkan"
"Namanya ni putu dian mom, bukan gek dian"
"Gek itu panggilan sopan untuk gadis di bali, maaf ya dian mike memang sok tau"
Dian tersenyum menang, menatap mike
"Tidak apa tante, selamat istirahat"
Tante mira berjalan masuk
"Dian...."ujar mike
"Iya? "
"Just wanna to see you longer. Good nite, hati-hati ya. Besok kita ke pantai tempat kita dulu , aku jemput kamu jam setengah 6 pagi , kau bisa? "
"How if i can't?"
"Aku akan datang ke rumahmu dan menungguimu sampai kamu ke luar rumah"
"Lama-lama kamu jadi menyeramkan, okay see you tomorrow"
" See you...."
Dian lalu pulang ke rumahnya dan tertidur pulas.
"Dian ada yang mencarimu" , ibu dian memanggil dari luar kamar
Dian bangun tersentak , sudah pukul 06.00 , artinya dia sudah telat setengah jam, belum mandi, dan masih dengan muka ngantuk khas baru bangun.
Dian membawa handuk, ke luar kamar, dan mike sudah duduk di ruang tamu tersenyum geli melihatnya
"Si putri telat bangun" goda mike
" ssttt" sambil berlari ke kamar mandi
Lima menit kemudian, dian sudah terlihat jauh lebih rapi dengan baju pantainya.
"Woww, very fast"
"Let's goo"
Tempat itu masih sama, saksi bisu saat pertama kali mereka bertemu. Udara pagi masih segar, tampak beberapa penduduk lokal ikut menikmati indahnya pantai di pagi hari.
Mike dan dian bermain ombak, berlari kecil , dan mencari kerang, maklum mike belum pernah melewati masa kecil mengumpulkan kerang.
Mereka bergandengan tangan, menghadap kelaut, dan membiarkan gulungan ombak kecil membawa mereka sedikit menjauhi bibir pantai. Ya, kini mereka sudah berada di laut. Dua insan ciptaan tuhan yang sedang jatuh cinta.
==
"Jadi bisa dibilang disana itu seperti kota budaya, kita bisa melihat indahnya sawah bahkan ikut menanam padi jika mau, museum-museum lukisan, wisata kuliner, membeli oleh-oleh kerajinan bali" , dian layaknya tour guide menjelaskan tentang ubud
"It will be amazing"
"Tapi aku takut perutmu terlalu sensitif seperti orangnya"
" heh?"
" iya, banyak makanan khas bali yang pedes banget, berani gak?"
"Siapa takut?"
" Punya asuransi kesehatan kan?"
Keduanya tertawa bersama
Sebenarnya bagi mike, kemanapun dia senang, asalkan bersama dian. Menghabiskan waktu yang paling produktif, adalah menghabiskan bersama dian.
Perjalanan ke ubud cukup jauh, tiga jam dari desa balangan. Mereka pergi saat sunrise . Di sepanjang perjalanan, dian bercerita banyak tentang bali, dan kesenian apa saja yang kebetulan mereka lewati.
"Kau sangat cocok sekali menjadi tour guide"
" Iya nanti aku kerja tambahan jadi tour guide"
" Tapi tour gudie hanya untuk michael cygulis" sambil menyubit manja pipi dian
Handphone dian berbunyi, ada sms, dan ternyata dari penerbit yang ia kirimkan karyanya beberapa bulan lalu.
"Selamat Karya Anda Diterima. Costumer service kami akan menghubungi anda dalam 1x24 jam untuk klarifikasi dan beberapa hal yang harus anda siapkan sebelum melakukan kontrak dan perjanjian kerja sama"
"Mikeeeee....coba lihat...." Dian menunjukkan handphonenya
"Selamat sayang, you are greatt"
"Thanks dear, it's all because of you"
Lengkap sudah kebahagiaan dian, berita bahagia dengan orang yang disayanginya.
Bab 8
Menunggu untuk tujuh hari terasa begitu lama, dan kini tujuh hari itu sudah hampir berlalu.
Hari terakhir, dian mengajak mike dan ibu mike ke rumahnya, sambil berkenalan dengan orang tua dian.
Mereka membiarkan ibu mereka berdua saling bicara. Dian dan mike memilih untuk menikmati sisa waktu yang mereka punya berdua. Dian menunjukkan beberapa mainan masa kecilnya, dan mike juga bercerita tentang masa kecilnya. Ternyata mereka punya beberapa persamaan, salah satunya, punya guling kesayangan yang harus ada setiap tidur sampai sekarang.
" Ayo mike, supaya kita tidak terlambat". Panggil tante mira
Mereka pun berpamitan, dan dian tentu saja mengantar mereka ke bandara.
"Ibu, dian berangkat dulu ya"
"Iya " sahut ibunya dingin, dian sudah hafal ekspresi ibunya, dian tau ada yang tidak beres
==
Flight mike dan tante mira akan berangkat 1 jam lagi, saatnya untuk segera check in dan untuk berpisah dengan dian , sebentar lagi kembali ke realita.
Keduanya memilih untuk diam, mata dian sudah sedikit berkaca-kaca, dan walaupun mike terlihat tenang, dian tau, di hati yang terdalam mike juga sangat sedih, sama seperti dirinya.
"Jaga dirimu baik-baik ya"
"Kamu juga, i love you"
"Love you too"
Mereka berpelukan sebentar dan bagaimanapun mereka berusaha menolak, dan menghindar, perpisahan itu juga akan terjadi.
Dian menyetir pulang dengan mata sembab. Ketika masuk ke rumah, bapak dan ibunya sudah menunggu
" Sespecial apa hubungan kalian? , ibunya mulai bertanya
" Kami saling mencintai bu"
" itu hanya perasaan sementara saja, maafkan ibu, tapi kalian tidak ditakdirkan bersama"
"Kenapa bu? Apa yang salah dengannya?"
"Bapak ibu sangat menyayangimu, kamu anak satu-satunya dan apakah kamu tega meninggalkan bapak ibu pergi jauh? "Bapaknya menambahkan
Dian terdiam menunduk, air matanya mulai menetes
"Bapak tau ini berat buat kamu, tapi coba kamu pikir pelan-pelan. Kalian beda kewarganegaraan, beda negara, beda agama, beda kebudayaan beda semuanya"
"Tapiii..,,"
"Maaf sayang, bapak dan ibu tidak bisa menyetujui"
Dian menangis keras, ibunya memeluknya,
"Kamu pasti bisa sayang mencari yang lebih baik"
Dian masuk ke kamarnya, perasaanya tidak menentu, penglihatannya samar-samar tertutup air matanya. Ditolak oleh penerbit mungkin sakit, tapi tidak ada artinya dibandingkan ini semua.
Dian tahu betul, orang tuanya punya pendirian yang kuat dan konsisten, yang berarti sampai kapanpun keputusan itu tidak akan pernah berubah.
Ia mengeluarkan buku hariannya, membuka halaman, dan air matanya terus menetes.
Mengapa cinta harus memilih?
Mengapa dunia ini terkotak-kotak , terbagi-bagi menjadi beratus-ratus negara? Bukankah bumi hanya satu? Mengapa ada banyak agama di dunia ini? Bukankah semuanya berasal dari ciptaan yang sama?
Bab 9
Dian tertidur dalam lamunannya, dan ketika terbangun ia mendapati email dari mike
"Dian aku sudah sampai di London. Aku sudah tahu semuanya, ibuku sudah cerita. Maafkan aku jika aku ada salah denganmu. Mungkin benar jodoh itu di tangan tuhan, dan sayang sekali, ini adalah kenyataan yang harus kita terima, kita belum berjodoh di kehidupan yang sekarang. Sebenarnya aku ingin mengucapkan selamat tinggal denganmu via skype, tapi aku tahu aku tidak cukup kuat . Aku selalu berdoa untuk kebaikan dan kebahagiaanmu"
"Maafkan aku juga. Iya kamu benar, mungkin bukan sekarang, bukan di kehidupan yang sekarang. Terima kasih. Semoga kita sama-sama bisa bahagia di jalan yang tak lagi sama, di jalan kita masing-masing. Tapi apakah aku masih boleh berteman denganmu? Apakah aku masih boleh sesekali mengirim email ?"
"Mengapa tidak boleh? Tentu saja kita masih bisa berteman. Hanya mungkin untuk beberapa minggu ke depan kita sedikit membatasi demi kebaikan bersama"
Mike
Semuanya sudah berakhir, tidak ada lagi ejekan dari dian, ucapan selamat pagi, ucapan selamat tidur. Tidak mudah baginya untuk me-restart semua hidupnya, membuka lembaran baru. Lembaran lama? Bukan untuk benar-benar ditutup tapi dikenang , cukup sebagai kenangan yang indah, sebagai pembelajaran menuju proses kedewasaan. Dia belajar banyak dari dian, gadis cantik yang ceria dengan sejuta mimpinya, dia belajar untuk saling percaya meskipun jarak jauh memisahkan mereka, dan sekaligus membuktikan bahwa LDR itu mungkin.
Saatnya dia harus kembali belajar untuk ujian yang sudah semakin dekat.
Dian
Kisahku memang jauh dari kata manis , tapi aku tidak menyesal sama sekali pernah bertemu dengan lelaki sehebat dia. Semoga suatu saat nanti, aku masih bisa berteman baik dengannya. Bagaimanapun, mantan adalah seseorang yang pernah kita cintai dan mencintai kita, aku tidak ingin kita menjadi musuh dan saling membenci satu sama lain. Apa salahnya kalau masih bisa berteman?
Epilog
Mike dan Dian
Akhirnya, keduanya berhasil membuka lembaran baru, hidup dengan dunia masing-masing yang sungguh amat berbeda. Tetapi mereka masih berteman, bahkan sekarang sering menjadi teman curhat tentang orang-orang yang mereka taksir.
Rasa sayang itu memiliki kesamaan dengan energi, keduanya sama-sama tidak bisa dimusnahkan, hanya bisa berubah bentuk. Rasa sayang masih ada tetapi sebagai saudara dan teman baik.
9 Maret 2014
23.25 PM WITA on March 9th 2014
You thought that i forget your bithday, didn't you? Hehe
Nope, i just wait to be the last person to say HBD today (maybe) ...
Happy Birthday Ni Putu Dian, hope your wishes will come true, success in your study, still be the nice person that i know before. Being a great novelist, and all of people will be proud of you
For sure, i can't give something for this precious day, also can't make a call as the first person to say HBD. But i always hope for every person that you meet have captured out the happiness for your day.
From London,
Michael Cygulis