Halaman

Jumat, 07 Maret 2014

A Gift from Best Friend

Siang itu, usai kuliah "perdanaku", pukul 12.00  matahari surabaya sedang bersinar terik teriknya, aku melangkahkan kakiku lebih cepat dari biasanya. Ketika kakiku melangkah masuk ke rumah keduaku, mbak penjaga kos menghampiri, "Ada kiriman paket untuk mbak" . Adat istiadat disini memang berbeda dengan tempat asalku, dimana "mbak" bukan hanya panggilan kepada yang lebih tua, tetapi juga bisa digunakan  kepada yang lebih muda dengan maksud menghormati. 

Paket itu kado untukku , tertulis di bingkisannya dari Ima, dia sahabat lamaku, sahabat sekarang dan sahabat masa depan. Cepat-cepat aku naik , sedikit berlari ke lantai tiga, tempat kamar kosku. Harus diakui, sikap ingin tahuku memang sedikit berada di atas orang kebanyakan. Dengan sigap, tanganku mengambil gunting untuk membantu membuka kado itu, yang seharusnya sangat bisa dilakukan dengan tangan kosong, beberapa detik berarti di saat rasa ingin tahu sedang di puncak. Kotak berpita bewarna orange berisi 2 kumpulan cerpen karya DEE.


Kartu ucapan selamat ulang tahun yang ditulis rapi dengan tangan tertempel disampul buku itu. Bukan ima namanya jika hanya memberi ucapan selamat ulang tahun saja, tentu saja ia merekomendasikan cerita favouritenya dan wish singkat ala dia untukku. Selesai membaca kartu ucapan itu, aku melihat buku yang satu lagi yang juga berisi kartu ucapan. Aku terdiam, sedikit merasa bersalah, dan sangat banyak bersyukur.

Tertulis disana, hadiah itu titipan dari sahabatku juga, Septa. "Nessie yang sudah berkepala dua, temanmu yang patah hati nitip sesuatu. Di tengah patah hatinya dia masih ingat kamu selalu" 
Septa memang baru saja putus dengan kekasihnya, beberapa minggu yang lalu dia bercerita panjang lebar denganku. Kasian, dia masih sangat sayang dengan mantannya, tetapi aku yakin dia pasti bisa melewati fase kelabu ini. 

Bersahabat lama dengan mereka tentu saja aku mengenal betul tata bahasanya, aku tau kata-kata itu murni buah pemikiran Ima. Dia setingkat di atasku, gaya bicaranya spontan, ceplas ceplos, tetapi di balik itu semua, aku tau dia bukan orang biasa, dia cinta membaca, punya pengetahuan luas , berjiwa sosial dan pandangan yang out of the box. Terlihat jelas di kartu ucapan yang ditulisnya , dia seolah mengatakan bahwa aku sangat beruntung memiliki sahabat sejati yang masih ingin menambah kebahagianku di saat ia, dirinya sedang terpuruk.

Aku sedikit merasa bersalah dengan Septa, saat dia bercerita panjang lebar aku tidak bisa banyak membantu. Aku hanya memberi beberapa saran, yang aku tau dia bisa mendapatkannya dengan mudah dari artikel, majalah, internet, karena aku belum punya pengalaman dalam hal itu. 

Sahabat itu ada disaat kapanpun kita butuh mereka, saat kita bahagia atau terpuruk, saat kita tersenyum atau bersedih, saat kita tertawa atau menangis. Kata orang mencari satu sahabat lebih susah dari pada mencari 100 teman. Dan aku bahkan punya lebih dari sekedar sahabat. 

Tidak bisa dideskripsikan apa namanya. Dia yang pikirannya baru saja dikecewakan, perasaannya sedang terluka, masih memikirkanku yang sedang berbahagia. Tidak iri, tidak sama sekali. Dia bahkan masih ingat jelas ulang tahunku, menjadi orang yang pertama yang mengucapkannya sebelum aku terbangun, dan mengirimkan kado untuk menambah kebahagianku. Thank you so much



Untuk Ima dan Septa
Kalian tau tidak? Memiliki sahabat seperti kalian benar-benar membuatku merasa sangat beruntung 
Semoga semua baik-baik saja, sampai jumpa 5 bulan lagi :) 

Ohya terima kasih banyak untuk kado dari sahabat-sahabat terbaikku yang lainnya. ^^  Semoga kita bisa sama-sama mencapai impian kita lewat kampus ini.


Sumber gambar

http://moviewriternyu.files.wordpress.com
http://www.foldabox.co.uk/products

Tidak ada komentar:

Posting Komentar