Hampir semua orang pernah mengalami nyeri/sakit
kepala. Dilaporkan lebih dari 90% penduduk dunia pernah mengalaminya
dengan intensitas yang beragam. Hal ini berarti kurang dari 10% yang tidak pernah mengalami sakit kepala seumur hidupnya. Disini kita akan bahas penyebab, jenis nyeri kepala, pencegahan , terapi, sampai warning kapan anda perlu menemui dokter. Selamat membaca :)
Sakit Kepala Berbeda Dengan Pusing
Di masyarakat, sakit kepala sering dianggap sama dengan
pusing, padahal keduanya sangat berbeda. Pusing ( bahasa medisnya :
vertigo) , adalah serangan berputar yang hebat dengan arah putaran yang
bisa ditentukan, misal : dari kiri ke kanan. Kali ini, kita fokus mengenai sakit kepala.
Nyeri Kepala Primer atau Sekunder?
Sakit/nyeri kepala bisa berbentuk primer ataupun sekunder.
Nyeri kepala sekunder muncul sebagai gejala dari penyakit lain.
Berikut adalah beberapa penyebab nyeri kepala sekunder:
1. Pernah mengalami trauma kepala atau leher
2. Mempunyai kelainan pembuluh darah kepala/leher
3. Mengidap tumor
4. Infeksi
5. Kelainan hormon, metabolik
6. Hipertensi
7. Kelainan pada kepala /leher non pembuluh darah
8. Psikiatrik
9. Efek beberapa obat
Need to see doctor : Bila anda pernah mengalami satu
saja dari penyebab di atas, you possibly have secondary headache, you
should go to the doctor to know what happen.
-Nyeri kepala dengan gejala yang baru, anda belum pernah
mengalami nyeri kepala seperti ini seumur hidup anda
-Mulainya tiba-tiba dan mendadak. Anda sehat-sehat saja
bekerja atau beraktivitas seperti biasa, tidak mengalami flu atau sakit yang
lain sebelumnya, lalu tiba-tiba mengalami serangan sakit kepala yang hebat.
-Gejala progresif, semakin lama nyerinya semakin memburuk
-Tanda kelainan saraf
-Gejala berubah dengan perubahan posisi kepala, batuk, bersin
- Sakit kepala yang sangat menguras energi
Need to see doctor : Anda tidak harus mengalami semua gejala ini untuk menemui dokter. Satu/dua tanda sudah cukup.
Nyeri Kepala Primer
Nyeri kepala yang tidak diketahui sebabnya , tidak berkaitan dengan gejala/penyakit yang lain, setelah dilakukan
berbagai macam pemeriksaan yang mendukung.
Kenali Gejala Sakit Kepala Anda
Sebelum membaca, ada baiknya memilih dulu gejala sakit
kepala anda berdasarkan pilihan-pilihan dibawah ini (Tujuannya
supaya anda tidak terpengaruh dengan gejala-gejala pada berbagai jenis nyeri kepala setelahnya) . Okee siapkan pulpen atau gadget anda, kita mulaiii :)
1. Bagaimana intensitas sakit kepala anda?
-Sangat berat
-Sedang
-Ringan
2. Di sisi mana sakit kepalanya?
-Satu sisi ( kanan atau kiri) , sakit kepala sebelah
-Kedua sisi kepala , kadang sampai leher
-Satu sisi, rasa sakit terberat sekitar mata, dahi, sampai area depan telinga
3. Seperti apa rasanya?
-Terikat/ tertekan
-Berdenyut
-Nyeri seperti dibor, mata seperti mau keluar, sangat sakit sekali
4. Apakah sakit kepala bertambah parah dengan aktivitas?
-Iya
-Tidak
5 . Apakah ada juga muntah dan mual?
-Iya, muntah dan mual
-Tidak
6. Apakah saat serangan anda menjadi fotobia ( takut/tidak nyaman dengan cahaya) ?
-Iya, fotofobia
-Tidak
7. Apakah serangan sering timbul pada yang waktu tetap/sama setiap hari ya?
-Iya
-Tidak
8. Apa sebelum serangan nyeri kepala anda melihat sesuatu aura( gambaran zig zag yang menyebar) ?
-iya , sakit kepala saya seperti alarm
-tidak
9. Apakah anda mengalami salah satu dari keluarnya air mata,
pembengkakan kelopak mata, wajah berkeringat, hidung buntu, gelisah?
-Iya
-Tidak
Nyeri kepala primer terbagi
menjadi tiga macam, tension type headache, migrain , dan cluster
headache. Ketiganya memiliki perbedaan gejala dan terapi.
Tension Type Headache
Nyeri kepala tipe ini merupakan tipe yang paling ringan,
disebabkan karena kontraksi otot kepala, penyempitan arteri permukaan,
dan humoral. Prevalensinya menduduki peringkat terbanyak dari tipe-tipe
nyeri kepala.
Penderita mengeluh
1. Intensitas ringan
2. Nyeri kepala di kedua sisi
kepala , kadang sampai leher. Nyeri berlangsung 30 menit hingga 7 hari.
3. Terikat atau
tertekan (tidak berdenyut)
4. Tidak meningkat dengan aktivitas.
5. Mual dan muntah hanya ditemukan pada tipe tipe yang kronik.
6. Tidak ada fotofobia
7. Tidak timbul di jam yang sama setiap hari. Waktu terjadinya nyeri bisa
sepanjang hari.
8. Tidak didapatkan aura
9. Tidak ada tanda-tanda keluarnya air mata, pembengkakan kelopak mata, wajah berkeringat, hidung buntu, gelisah
Berdasarkan frekuensi serangan, tension type headache dibagi lagi menjadi :
Tipe infrequent terjadi <12 hari/tahun, <1x/bulan
Tipe frequent 1-15 hari/bulan atau 12-180 /tahun
Tipe kronik, > dari 15 hari/bulan atau >180/tahun, ditemukan mual dan muntah
Terapi Saat Serangan:
Saat serangan, masase dan kompresi air panas dapat membantu meredakan nyeri.
Tipe ini paling peka terhadap obat-obat penghilang nyeri.
Pilihan obat pereda nyeri yang dapat digunakan :(salah satu saja)
-Aspirin 1000 mg/hari
-paracetamol 1000 mg/hr
-Naproxen 660-750 mg/hari
- ibuprofen 800 mg/hari
- diclofenac 50-100 mg/hari.
Kafein dapat digunakan sebagai tambahan terapi (dosis 65 mg/hari)
Catatan :
Pengobatan fase akut tidak boleh lebih dari dua hari
Dosis untuk dewasa dan tidak mengalami gangguan ginjal, gangguan fungsi hati, kelainan trombosit.
Need to see doctor : Jika setelah dua hari minum obat belum ada perbaikan
Upaya Pencegahan:
1. Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 – 30 menit
2. Perubahan posisi tidur
3. Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain
2. Perubahan posisi tidur
3. Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain
4. Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi
5. Hindari eksposure terus-menerus pada suara keras dan bising
6. Hindari suhu AC terlalu rendah pada saat tidur pada malam hari. Tidurlah pada suhu kamar.
Need to see doctor : Walaupun tipe ini yang paling
ringan, tetapi frekuensi seringan yang tinggi sangat menganggu
aktivitas. Untuk , tipe kronik (mengalami serangan >15 hari/bulan), sebaiknya anda
berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penatalaksanaan yang lebih
baik
Migraine
Migraine di masyarakat dikenal dengan istilah sakit kepala
sebelah. Prevalensinya lebih jarang dibandingkan tension type headache.
Gejalanya adalah sebagai berikut
1.Intensitas sedang. Serangan berlangsung selama 4-72 jam.
2. 60% di satu sisi saja ( bisa bergantian) , sisanya bisa menyerang dua sisi,
sehingga sebutan istilah nyeri kepala sebelah tampaknya kurang tepat.
3. Nyerinya bersifat berdenyut
4. Meningkat dengan
aktivitas fisik
5. Pada saat serangan terjadi mual
dan muntah.
6. Ditemukan fitofobia.
7. Tidak timbul di waktu yang sama setiap harinya
8. Migraine terdiri dari dua tipe. Migraine dengan aura dan tanpa aura. Sebelum serangan, migraine dengan aura akan mengalami
gangguan penglihagan, gambaran zig zag dari satu titik kemudian menyebar
secara gradual ke kiri/kanan, tampak cahaya berkedil-kedip/gangguan
sensoris/gangguan bicara. Pada migraine tanpa aura, hal ini tidak
ditemukan.
9. Tidak mengalami keluarnya air mata, pembengkakan kelopak mata, wajah berkeringat, hidung buntu, gelisah. Kecuali jika sebelumnya anda menderita infeksi.
10. Biasanya
ditemukan riwayat keluarga positif.
Faktor
Pemicu Migraine
|
|
Hormon
|
Menstruasi, ovulasi, kontrasepsi oral
|
Diet
|
Alkohol, MSG, aspartame, coklat, keju
|
Lingkungan
|
Flashing light, stimulasi visual, bau-bauan
tertentu, perubahan cuaca, ketinggian
|
Psikologis
|
|
Tidur
|
Sulit tidur, kelebihan tidur
|
Drug
|
Nitroglycerin, histamine, reserpin, hydralazine, ranitidine,
estrogen
|
Terapi
1. Hindari faktor pemicu (setiap orang mempunyai kerentanan terhadap faktor pemicu yang spesifik)
2. Terapi simptomatik
Pereda nyeri spesifik
Golongan ergotamin, dihidroergotamin, dan golongan triptan
Sumatriptan dengan dosis awal 50 mg/hari, dosis maksimum 200 mg/hari
Warning : sumatriptan tidak boleh digunakan pada penderita hipertensi, berisiko menderita penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah
Pereda nyeri non spesifik
Pilih salah satu (dosis harian)
Aspirin 600-900 mg + metoclopramide 10 mg
Paracetamol 1000 mg
Ibuprofen 200-400 mg
Warning : Dosis untuk dewasa dan tidak mengalami gangguan ginjal, gangguan fungsi hati, kelainan trombosit.
Nyeri kepala hilang atau berkurang intensitasnya dua jam setelah terapi
3. Terapi pencegahan
Obat yang selalu diminum tanpa melihat ada atau tidaknya serangan
Need to see doctor : terapi pencegahan sering sekali bersifat individual, jika migraine menganggu aktivitas anda, sebaiknya menghubung dokter
Cluster Headache
Nyeri kepala yang paling jarang dengan keluhan :
1. Sangat berat, serangan muncul selama 15-180
menit
2. Selalu hanya di satu sisi, rasa sakit terberat sekitar mata, dahi,
sampai area depan telinga.
3. Nyeri tumpul menetap seperti dibor, mata
seperti mau keluar, sangat sakit sekali.
4. Nyeri kepala sering kali membuat tidak bisa beraktivitas
5. Kadang-kadang dijumpai mual dan muntah
6. Kadang-kadang dijumpai fotofobia (nyeri kepala memburuk jika melihat cahaya)
7. Timbul pada waktu yang sama, seperti alarm, dengan frekuensi dua hari sekali hingga 8 x sehari
8. Tidak ada aura
9. Penderita mengeluh salah satu dari keluarnya air mata,
pembengkakan kelopak mata, wajah berkeringat, hidung buntu, gelisah.
Serangan sering terjadi tepat setelah tertidur.
Terapi awal:
Menghirup oksigen 100% sebanyak 7 liter/menit selama 10 -15 menit
Need to see doctor : Nyeri kepala tipe memerlukan modalitas diagnosis dan manajemen terapi yang kompleks .
Sekian, semoga bermanfaat :)
Sumber materi
www.medscape.com
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Buku ajar ilmu penyakit saraf fakultas kedokteran universitas airlangga
pedoman diagnosis dan terapi SMF ilmu penyakit saraf RSUD Dr Soetomo
Sumber Gambar :
www.123rf.com www.betterinbulk.net
www.stopheadachesnaturally.com
journals.prous.com
physioworks.com.au