Kita kerap kali mendengar opini orang untuk menjadi pengusaha gak harus pintar. Rejeki sudah diatur Tuhan, kaya itu bejo-bejoan. Ada yang lebih ekstrem lagi, yang berbangga dengan "ketidakcerdasan"nya, "Gak apa-apa remidi terus, gak perlu capek-capek belajar, Bob Sadino (alm) saja tidak tamat SMP". Kemudian menjadikan alasan tersebut untuk bermalas-malasan belajar dan mengembangkan diri?
Bagaimana menurut anda? Berikut pengalaman saya yang menguatkan keyakinan saya bahwa pengusaha itu harus cerdas.
Keluarga saya mempunyai bisnis baru berupa villa di Bali, hanya beberapa villa kecil yang kami sewakan harian untuk mencari penghasilan tambahan. Villa itu didirikan pada tahun 2012. Dengan latar belakang saya dan orang tua yang bukan berada di bidang tourism, kami menyerahkan operasional villa kami ke suatu manajemen lokal dengan imbalan fee dari keuntungan bersih.
Saya tidak setuju dengan beberapa buku bisnis yang 'seolah' menggampangkan segala usaha. Kasi modal, serahkan pada ahlinya, dan tinggal mengecek laporan setiap bulan. Trust me, it is not as that easy. Terutama jika kita hanya pemodal kecil dan pemula.
Operasional villa tidak berjalan mulus, dari occupancy yang tidak stabil, complaint tamu yang tidak direspons dengan baik, serta keuntungan yang tidak sesuai target. Pada setiap meeting evaluasi, akan muncul jawaban yang sama, "Ya mau gimana lagi sekarang banyak hotel dan villa baru" . Sampai pada suatu titik jenuh , kami diultimatum bahwa owner tidak boleh ikut campur urusan manajemen. Jelas kami tidak ingin mencampuri jika semuanya berjalan sesuai target, tapi kalau tidak kami berhak masuk ke sistem kan? Oya, di perjanjian awal , kami diperbolehkan untuk masuk ke ranah operasional.
Operasional villa tidak berjalan mulus, dari occupancy yang tidak stabil, complaint tamu yang tidak direspons dengan baik, serta keuntungan yang tidak sesuai target. Pada setiap meeting evaluasi, akan muncul jawaban yang sama, "Ya mau gimana lagi sekarang banyak hotel dan villa baru" . Sampai pada suatu titik jenuh , kami diultimatum bahwa owner tidak boleh ikut campur urusan manajemen. Jelas kami tidak ingin mencampuri jika semuanya berjalan sesuai target, tapi kalau tidak kami berhak masuk ke sistem kan? Oya, di perjanjian awal , kami diperbolehkan untuk masuk ke ranah operasional.
Ketika rasa curiga akan tidak adanya transparansi, saya akhirnya memutuskan untuk mencari tahu semua sumber online reservation yang kami punya. Hal pertama yang harus saya ketahui adalah username dan password. Sayapun menemui staff reservasi villa kami di kantor dan menanyakan data tersebut. Anda tahu jawaban apa yang saya dapatkan "Password tidak boleh keluar, yang boleh tahu hanya saya dan manajemen". Saat itu saya benar-benar marah dan kesal, lalu mengomel dalam hati, "Dasar baru jadi daily worker saja sombongnya sudah setengah mati!". Kemudian saya berpikir rugi juga ya kalau saya cuma marah. Saya sadar semua ini akibat langsung dari kebodohan saya.
Beberapa bulan setelahnya, dengan beberapa negosiasi dan jalan damai yang telah diupayakan, akhirnya kami mengambil jalan ekstrem untuk memutus kerja sama dengan pihak manajemen. Keputusan yang berat dan nekat karena kami sama sekali tidak tau bagaimana cara mengoperasikan sebuah villa.
Manajemen pun memblok ruang gerak kami. Semua sumber online reservation diputus saat itu. Kami harus menghubungi satu per satu agent , memulai dari awal dan membuat kontrak baru . Semuanya memakan waktu yang tidak sedikit. Selama itu pula tidak ada reservasi baru yang masuk, ranking villa turun dan staff kehilangan harapan. Kenapa memakan waktu lama? Karena saya bodoh dan mencoba-coba meraba sistem ecommerce hotel dan villa, mengenal online travel agent, extranet, channel manager, mapping, yang semuanya belum pernah saya pelajari. Celakanya saya kembali diremehkan oleh seorang staff perempuan yang menangani bidang ecommerce saat itu.
Saya ditugaskan untuk menyerap ilmunya, dan harga diri saya berkali-kali diinjak. Dia kerap kali mengeluh keputusan kami yang keluar dari manajemen. Ketika saya bertanya, dia hanya menjawab ," Ini manajemen yang tau, aku gak tau" . Atau menjawab, "Gini lo caranya, kan bisa dilogika". Disini saya belajar, tidak peduli statusmu, orang bodoh akan selalu diremehkan. Beberapa minggu berselah akhirnya dia memutuskan resign.
Saya belajar dengan modal nekat, bertanya dengan bodoh ke market manager hal-hal yang simple, membaca guidance yang ada, dan mengikuti training . Bahkan, menulis bahasa inggris formalpun saya tidak tau. Saya terus dibayang-bayangi ketakutan perusahaan yang semakin merugi. Tiga bulan awal adalah saat-saat yang sulit, kami mencapai rekor titik terendah penghasilan yang didapat sejak villa beroperasi. Tetapi saya percaya bahwa kebodohan adalah hal yang bisa diberantas dengan usaha kuat untuk belajar. Kecerdasan di suatu bidang bisa diraih dengan kombinasi antara pengalaman, membaca, bertanya , dan berdiskusi dengan orang-orang yang hebat.
Kami melakukan pembenahan di beberapa aspek. Walaupun kecil, kami ingin mengelolanya dengan profesional. Memang masih jauh dari sempurna, tetapi kami berkomitment untuk terus belajar dan melakukan perbaikan, baik itu fasilitas, servis, maupun sistem. Jika memikirkan saat-saat kritis itu, saya pribadi tidak menyangka dengan semua kejutan yang terjadi selama 2 tahun ini. Saya beruntung mendapat pelajaran hidup bahwa keragu-keraguan dan kebodohan tidak boleh menghentikan langkah untuk maju. Jalan ke depan dan terus belajar, dan kita tidak akan menjadi orang yang sama.
Memang banyak pengusaha sukses yang hanya lulusan SD bahkan tidak sekolah sekalipun. Tetapi, mereka rata-rata datang dari keluarga yang jauh dari cukup, sehingga akhirnya putus sekolah dan bekerja di usia yang belia. Betul adanya, si bintang kelas belum tentu menjadi orang sukses . Karena edukasi formal hanya mengajarkan 5% dari pelajaran hidup, sisanya adalah melalui suatu proses belajar yang terus berlangsung. Mengutip kata kata dari konsultan saya, "Pengusaha haruslah cerdas , karena dengan begitu dia tidak akan pernah takut kehilangan orang ( staff ) ". Mereka harus tau secara general apa saja yang dikerjakan oleh semua staffnya dan menguasai secara detail domain yang penting dalam sebuah perusahaan.